Mohon tunggu...
ANTONIO
ANTONIO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dosen

seorang yang selalu ingin mencoba dan mencoba hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Medsos Adalah Kekinian Zaman

23 Juni 2016   00:52 Diperbarui: 23 Juni 2016   07:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
simber:winxseven.blogspot.com

Melaui media sosial Facebook saya Setiap hari membaca bacaan dan renungan injil dari sebuah akun yang dimiliki oleh seorang pastur yang selalu up-to-date dalam menulis renungan sesuai jadawal bacaan harian. Kerohanian saya tetap terjaga meskipun tidak selalu membaca kitab suci konvensonal tetapi sudah terintegrasi ke dalam media sosial sehingga akan memudahkan kita semua yang ingin setiap hari membaca kitab suci tetapi repot untuk membacanya. Bahkan Paus Fransiskus membuka diri untuk tetap bisa menyebarkan kasihnya kepada seluruh umat manusia dimanapun melalui medsos Twitter nya @Pontifex Pope Francis, dan terbukti melaui media sosial juga bisa digunakan untuk tetap menjaga kerohanian. Banyak pemuka agama di Indonesia dan Dunia memanfaatkan media sosial untuk meyebarkan kasih dari setiap ajaran agama masing-masing sehingga penganut setiap agama dan kepercayaan tetap bisa menjaga keimanannya.

Selama dunia masih ada, kebaikan akan selalu mendapat saingan dari ketidak baikan, dunia medsos juga mengalami ketidak baikan itu, lewat mengatas namakan agama dan gerakan keagamaan tertentu membuat sebuah gerakan untuk menciptakan sebuah antipati atau pun fanatik terhadap agama dan kepercayaan lain. Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kepercayaan dan keagamaan adalah isu yang sangat sensitif di media sosial, mulai dari obrolan yang mempertontonkan perdebatan perbedaan agama sehingga menyudutkan dan mencemooh pemeluk agama lain, profokasi dari peraturan-peraturan yang mengatasnamakan keagamaan juga menjadi daya tarik untuk dijadikan bahan pergunjingan di medsos sehingga menjadikan suasana kebencian antar pemeluk agama. Saya sendiri melihat fenomena ini adalah sebuah upaya memecah belah keutuhan umat manusia yang datangnya tentunya bukan dari kuasa yang baik tetapi dari kuasa yang Jahat melalui segelintir oknum saja.

Dengan Fenomena yang ada seperti sekarang ini kita diajak untuk pintar-pintar membentengi diri sehingg kita terhindar dari situasi permusuhan yang mengatasnamakan keagamaan dan kepercayaan. Seperti seorang pendaki gunung yang akan mendaki untuk mencapai puncak tertinggi tentunya akan melewati daerah yang gersang dan daerah yang begitu subur, bukan hanya itu saja pendaki akan melewati daerah yanag sangat panas dan daerah yang begitu dingin, yang diharapkan disini adalah kita harus menjadi pendaki gunung yang cerdas dalam menyikapi dan melewati setiap fenomena yang terjadi pada saat pendaki berjalan mencapai puncak. Begitu juga di dalam media sosial kita harus seperti pendaki yang sangat cerdas dalam menyikapi dan melewati setiap fenomena yang selalu muncul dalam media sosial sehingga kita bisa akan terus berkembang dan terus berkembang tanpa terhenti oleh godaan yang mengatasnamakan pandangan fanatik akan keagamaan.

“artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog yang diselenggarakan oleh ICRS dan Sebangsa”

sumber: icrs.ugm.ac.id
sumber: icrs.ugm.ac.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun