Mohon tunggu...
Antonius Zwengly Lasut
Antonius Zwengly Lasut Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Tompaso

Educate people is not easy, we have to educate our self before educate others. If we think teaching is hard to do then we have to try harder because the future is in our hands. For the students, don't learn for your brain but learn it for your heart. Because a bright future is on your heart.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Kehilangan Kesaktiannya

10 Februari 2023   13:32 Diperbarui: 10 Februari 2023   20:58 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kreatifitas sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, kreatifitas akan membantu siswa bertahan dalam menjalani kehidupannya. Seperti yang ditulis di awal bahwa dulu proses pendidikan hanya mengajarkan siswa untuk mampu menjawab soal-soal yang ada di ujian dan melupakan proses yang harus dialami siswa agar siswa mampu bertahan dalam menjalani hidupnya. Akhirnya suasana pembelajaran terasa monoton, tidak aktif, pembelajaran hanya berdasarkan buku teks dan jarang membuat pembelajaran yang sifatnya proyek.

Nah disinilah guru ditantang untuk menghadirkan pembelajaran yang aktif, kontekstual dan berbasis proyek. Ada beberapa hal yang bisa membantu,

  1. Stephanie Bell dalam jurnal Internasional dengan judul Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future. Project-Based Learning (PBL) is an innovative approach to learning that teaches a multitude of strategies critical for success in the twenty-first century. Dari penjelasan ini PBL adalah pendekatan proses pembelajaran yang mengajarkan multi strategi yang mampu mengantarkan siswa sukses di abad 21. Didalamnya memberi kebebasan dalam berkreasi dan bereksperimen secara individu dan kelompok dapat memberikan tantangan kepada siswa untuk berpikir kreatif dan kritis serta memberi ruang bagi siswa untuk berbicara, berbagi dan menjelaskan hasil pekerjaan mereka.

  2. Penggunaan teknologi dan media sosial saat ini menjadi trend yang harus dikejar oleh guru. Karena dengan perkembangan teknologi yang saat ini marak digemari oleh siswa adalah Artificial Intelligence yang membuat guru enggan memberikan penugasan. Semua yang ditugaskan oleh guru bisa secara otomatis diselesaikan oleh AI. Tapi sebenarnya dengan adanya teknologi Informasi, guru harus benar-benar mampu mengarahkan dan membimbing siswa bagaimana menggunakan teknologi dengan baik, misalnya bagaimana menggunakan sosial media dengan baik agar tidak menjadi penyebar HOAKS. Bagaimana teknologi informasi itu menjadi teman dalam proses pembelajaran? Jangan sampai menjadi Black Hacker istilah hacker yang melakukan hal-hal negatif. Nah, hal-hal seperti inilah yang perlu disampaikan kepada siswa-siswi kita agar mereka menjadi pengguna teknologi yang baik.  

  3. Pahami kondisi minat dan bakat siswa. Kondisi minat dan bakat siswa pasti berbeda-beda, kemampuannya ada yang menonjol di bidang tertentu. Disinilah peran guru ditantang untuk tidak hanya mengajar di kelas tapi harus mampu menjalankan perannya dalam menuntun siswa sesuai bakat dan minatnya. Kira-kira bagaimana guru mengembangkan minat dan bakatnya? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan guru dalam mengidentifikasi minat dan bakat siswa, pertama guru harus melakukan observasi secara berkelanjutan dengan maksud untuk memastikan minat dan bakatnya. Kemudian menganjurkan siswa untuk mengikuti tes minat dan bakat supaya mendapatkan keyakinan terhadap apa yang menjadi potensi dirinya. Kemudian bisa juga memberikan wawasan, motivasi, kolaborasi dengan orang tua dan mengikutkan siswa dalam lomba sesuai minat dan bakatnya. (Nita Oktavia, 2022)

  1. Wajib Refleksi. Bagi seorang guru merupakan sebuah kewajiban untuk melakukan refleksi dalam proses pembelajaran karena dengan melakukan refleksi guru bisa melakukan perbaikan dalam pelaksanaan tugasnya. Tentu saja guru harus jujur ketika melakukan refleksi. Menurut charlotte Danielson dalam bukunya Enhancing Professional Practice: a framework for teaching (2007:169), agar produktif refleksi atas pembelajaran harus sistematis dan analitis. Kemampuan berefleksi juga harus diajarkan kepada siswa agar siswa bisa memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar mereka.

  1. Guru sebagai Fasilitator. Saat ini peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran, bukan hanya memberikan materi ajar tapi harus mampu menjadi fasilitator dengan membantu siswa untuk memahami dan mengaplikasikan materi tersebut. Amy E. Gillam, 2012. Teachers as Facilitators: The Role of the Teacher in the 21st Century. In the 21st century, teachers are the facilitators for learning... We engage, lead, inspire, and encourage the students in our classrooms. Dengan demikian sebagai fasilitator guru harus mampu memfasilitasi interaksi antara siswa dengan materi ajar, menjadi inspirasi dan membantu siswa untuk menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk mereka menjadi siswa yang mandiri dan bertanggung jawab atas proses pembelajarannya.

  1. Kolaborasi dengan orang tua / wali.

Proses pendidikan dan pengajaran pertama kali dilakukan oleh orang tua dan sebagai orang tua juga punya keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Oleh sebab itu, untuk melanjutkan proses pendidikan diserahkan kepada guru di sekolah. Membangun hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua/wali murid merupakan sebuah keharusan untuk mencapai tujuan bersama dalam proses perkembangan siswa. Kerjasama ini dapat membantu siswa mencapai prestasi yang lebih baik, membangun kepercayaan antara orang tua dengan sekolah dan orang tua dengan guru. Dengan kolaborasi yang efektif dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, siswa akan merasa nyaman dan punya rasa tanggung jawab untuk belajar.

  1. Terus mengawal pendidikan karakter dan moral.

Pendidikan karakter dan moral merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi perkembangan siswa. Hal ini bisa membantu pembentukan perilaku dan sikap positif seperti tanggung jawab, kejujuran, empati, integritas dan toleransi. Banyak ahli berpendapat, siswa yang punya karakter dan moral yang kuat akan memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup dan mampu membuat keputusan yang tepat walau dalam situasi yang sulit. Bahkan mampu memahami dan menghormati perbedaan, bekerja sama dengan orang lain dimanapun dia pergi dan berada. Dengan demikian, pendidikan karakter dan moral merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pendidikan harus menjadi fokus utama bagi setiap sekolah. Tentu saja bukan hanya bagi siswa tapi bagi guru dan seluruh warga sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun