Mohon tunggu...
Antonius Christiano Baylon
Antonius Christiano Baylon Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kolese Kanisius Jakarta

There is more to see than meets the eye.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Eskursi Kolese Kanisius: Merajut Asa Persatuan di Tengah Keberagaman

22 November 2024   20:32 Diperbarui: 22 November 2024   20:53 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama antara Kanisian dengan pengurus dan para santri di Pesantren Al-Furqon, Tasikmalaya. (Sumber: Imelda Susanti Lepa)

Ternyata, setelah mempelajari banyak hal, kami pun sadar bahwa sejatinya tidak banyak perbedaan yang ada di antara kami. Justru yang menjadi anggapan kami bukanlah perbedaan, melainkan keberagaman. Keberagaman tentang kebiasaan hidup, latar belakang, maupun keyakinan yang justru semakin membuat kami ingin tahu dan mengenal lebih dengan sesama. Sedikitnya perbedaan dan lebih banyak keberagaman membawa pada satu pernyataan penting. Pernyataan itu adalah tentang menaruh penghargaan dan penghormatan tentang suatu keberagaman. Toleransi menjadi kunci utama dalam merawat pluralitas yang selama ratusan tahun telah dilakukan oleh para pendiri bangsa dan leluhur bangsa Indonesia. 

Membuka cakrawala dan Harapan baru 

Meski kegiatan ekskursi telah berakhir pada 1 November lalu, tetapi kenangan dan pengalaman serta nilai-nilai yang didapat telah membuka cakrawala yang lebih luas tentang sebuah keberagaman. Bahwa dari setiap dinamika yang di jalan bersama, seperti bermain bola, pergi ke pemandian kolam air panas di kaki Gunung Galunggung, hingga bercerita bersama hingga larut malam, membawa pada suatu harapan.

Pengalaman dan nilai yang didapat dari kegiatan ekskursi membuka cakrawala dan harapan baru. Kegiatan sejenis ini seharusnya bisa diterapkan di berbagai kesempatan, terutama dalam ranah pendidikan. Manfaat yang dirasakan memicu suatu rasa penghargaan yaitu toleransi antar umat beragama. Menanamkan sikap toleransi dan kebhinekaan harus ditanamkan sejak dini melalui berbagai cara, seperti mengadakan kegiatan ekskursi di sekolah. Hal ini bertujuan untuk menanamkan pentingnya menghargai keberagaman dalam merajut asa persatuan. 

Terakhir, perbedaan yang ada justru harus dianggap sebagai keberagaman, bukan untuk memecah belah bangsa tetapi untuk bersatu. Meski sulit, tetapi tidaklah mustahil untuk dilakukan. Buktinya, para pendiri bangsa dan leluhur telah berhasil menyatukan bangsa kita walaupun dengan ragam latar belakang. Tetapi, pondasi bangsa justru menjadi semakin kuat karena keberagaman tersebut. Kini tugas dan tanggungjawab para pendiri dan leluhur bangsa Indonesia telah dilimpahkan kepada generasi muda untuk merawat tajuk keberagaman dalam semangat toleransi. Bukan untuk satu atau dua kelompok, bukan untuk mendorong agenda atau kepentingan tertentu, tetapi  untuk merawat tajuk kerukunan dan persatuan untuk waktu yang berkelanjutan. Untuk bangsa dan negara yang lebih baik ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun