Mohon tunggu...
Antonius Christiano Baylon
Antonius Christiano Baylon Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kolese Kanisius Jakarta

berkaki dua, bertangan dua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosok Gus Dur yang Lekat dengan Teks Anekdot

28 Mei 2023   19:00 Diperbarui: 28 Mei 2023   19:03 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teks anekdot memiliki peran penting sebagai kritik yang membangun. Dalam konteks anekdot, Gus Dur menggunakan kritik membangun terhadap pejabat pemerintah yang hanya menerima hasil akhir dan memberikan apresiasi, tanpa bekerjasama dengan bawahannya. Peran dominan teks anekdot adalah untuk memperkaya hubungan antarindividu dan membawa tawa kepada sesama. Anekdot merupakan karya yang harus dipandang sebagai demikian, bukan sebagai ejekan atau ujaran kebencian.

Cerita anekdot yang diberikan mengingatkan kita untuk menghadapi kehidupan dengan humor, seperti yang dilakukan oleh Gus Dur. Ketika Gus Dur digulingkan dari jabatannya sebagai presiden, ia tetap mampu membuat anekdot-anekdot dan mengolah perasaannya menjadi karya seni. Bahkan saat menjabat, ia sering kali membuat anekdot yang mengkritik berbagai hal, mulai dari sistem pemerintahan hingga koruptor di Indonesia. 

Hal ini mencerminkan kepribadian sebenarnya Gus Dur, yang "outspoken" dan mahir menggunakan kata-kata dalam berbagai kesempatan, baik sebagai senjata untuk menyerang maupun untuk mengelabui orang lain. Gus Dur tetap berani menyuarakan pendapatnya meskipun seringkali menimbulkan kontroversi. Menurut saya, artikel karya Pak Ari Indarto sudah bagus, tetapi dapat dilengkapi dengan lebih mendalam tentang motivasi pemerintah dalam menyembunyikan suara kritik, yang seharusnya menjadi panduan penting bagi perkembangan dinamika demokrasi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun