Mohon tunggu...
Antonius BrilyanKristatianto
Antonius BrilyanKristatianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Studend of Trisakti School Of Management

Studend of Trisakti School Of Management

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kejadian Risiko yang Dihadapi Warga dari Adanya Bencana Alam Erupsi Gunung Semeru

13 Desember 2021   16:50 Diperbarui: 13 Desember 2021   17:13 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor positif dari kejadian risiko tersebut adalah warga menjadi tahu atau adanya kesadaran warga dengan dampak yang akan terjadi maka adanya pemindahan lahan ketempat lain yang lebih aman dan yang pastinya tingkat kesuburan masih tetap ada.

Dampak kualitatif dari kejadian risiko ini adalah tingkat pengangguran meningkat dan pendapatan berkurang.

Dimana Risk owner dari kejadian risiko yang saya kemukakan disini ialah warga atau lebih tepatnya petani itu sendiri. Menurut saya itu sangat jelas sekali karena petani adalah orang yang berinteraksi langsung dengan kegiatannya sendiri. Maksudnya adalah dia sendiri yang bekerja maka kejadian risiko ini pun dia sendiri juga yang memiliki.

Bagaiamana Analisis risiko dari kejadian risiko kita kali ini, yaitu mulai dari probabilitas atau kemungkinan ini terjadi itu menurut beberapa sumber dikatakan bahwa gunung semeru ini sering sekali erupsi. 

Maka probabilitas erupsi ini terjadi saya masukkan ke angka 4 karena berdasar sumber tersebut dan dampak yang diberikan saya kasih 4 karena ketika sekali erupsi itu terjadi maka dampak yang diberikan juga sangat tinggi dimana bisa merusak pemukiman warga sampai dengan lahan-lahan perkebunan atau pertanian yang dipunya warga setempat terutama untuk kejadian risiko kita kali ini yaitu Meningkatnya tingkat pengangguran yang disebabkan oleh pertanian atau perkebunan warga rusak sehingga hasilnya pun tidak ada. Kesimpulannya risiko ini termasuk kedalam Extreme Risk.

Masuk kebagian terakhir yaitu perlakuan risiko. Singkatnya perlakuan risiko adalah penanganan kita terhadap risiko itu agar dapat diminimalisir. Penanganan utama yang dapat saya ajukan atau saya kemukakan ialah Memindahkan lahan pertanian atau perkebunan ke tempat yang lebih aman. 

Dengan satu catatan tingkat kesuburan tanahnya sesuai yang di inginkan, karena kalau tingkat kesuburannya rendah maka hanya akan menimbulkan kejadian risiko yang baru atau mudahnya hanya akan menambah masalah baru saja untuk para petani atau warga setempat yang bekerja.

Maka ketika lahan dipindahkan ketempat yang lebih aman dimana asumsinya disini jauh dari kawasan gunung berapi maka kategori risikonya juga menjadi turun. 

Karena probabilitas terjadi kerusakan pada lahan menjadi turun karena jauh dari kawasan gunung berapi yang berbahaya dimana bisa saya taruh di angka 1. Lalu untuk dampaknya juga ikut turun karena asumsi kita tadi jauh maka lahan kita untuk terkena erupsi dari gunung berapi juga kecil maka angka yang bisa ditaruh juga 1. Kata kategorinya dikatakan low risk.

Kesimpulannya adalah dengan adanya penanganan atau perlakukan terhadap risiko maka kategori risiko yang tadinya Extreme risk menjadi Low risk.

Maka sebagai penutup dari jawaban saya ini adalah perlunya ada kesadaran tersendiri untuk petani yang bertani atau bercocok tanam dikawasan gunung berapi yang masih aktif apalagi sering terjadi erupsi karena probabilitas dan dampak yang mereka dapatkan juga sangat tinggi dimana hal tersebut juga bisa menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun