Mohon tunggu...
Antonius BrilyanKristatianto
Antonius BrilyanKristatianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Studend of Trisakti School Of Management

Studend of Trisakti School Of Management

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kejadian Risiko yang Dihadapi Warga dari Adanya Bencana Alam Erupsi Gunung Semeru

13 Desember 2021   16:50 Diperbarui: 13 Desember 2021   17:13 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dari kasus yang terjadi diawal bulan desember 2021 ini yaitu bencana alam yang terjadi di kawasan daerah gunung semeru kita dapat belajar lebih banyak lagi dalam hal risiko yang harus dihadapi dengan adanya erupsi-erupsi gunung yang masih aktif di Indonesia.

Dampak yang terjadi dengan adanya bencana alam seperti kasus disini itu bisa banyak hal, dimana salah satu yang saya fokuskan disini ialah dampak primernya yaitu melumpuhkan aktivitas warga dikawasan gunung. 

Banyak orang yang bercocok tanam dikawasan gunung api dengan alasan tanahnya subur dan memang hal itu benar karena tanah dikawasan gunung api itu memiliki tingkat kesuburan yang tinggi sehingga banyak orang yang tinggal didaerah situ untuk menjalankan pekerjaan bercocok tanam.

Maka kejadian risiko yang akan terjadi dikemudian hari dari penjelasan singkat saya diatas ketika adanya bencana alam terutama erupsi gunung api ialah Meningkatnya pengangguran dikawasan gunung berapi. 

Hal ini diawali dengan adanya erupsi gunung berapi tersebut dimana balik ke penjelasan saya diatas mengenai banyaknya orang yang menggunakan lahan dikawasan gunung api untuk bercocok tanam karena tingkat kesuburannya yang tinggi maka ketik terjadinya bencana alam tersebut lahan-lahan orang untuk bertani atau bercocok tanam rusak, dimana kerusakan ini akan membuat hasil panen menjadi tidak ada. 

Maka dengan tidak adanya hasil panen dari warga setempat hal tersebut akan membuat warga yang bekerja sebagai petani akan menjadi pengangguran.

Konteks risiko dari kejadian risiko yang saya tentukan diatas memiliki alasan tersendiri, dimana alasan saya menetapkan kejadian risikonya seperti itu karena tingkat pengangguran di Indonesia ini cukup tinggi, walaupun menurut data dikatakan bahwa pada tahun 2020 angka pengangguran itu sebesar 9,77 juta dan ditahun 2021 menurun sebanyak 670.000 orang yang dimana artinya angka penganggurannya sebesar 9,1juta. 

Memang terjadi penurunan, tetapi hal ini tetap harus terus ditekan terutama dengan adanya bencana alam seperti erupsi ini yang dimana banyak warga yang menggunakan lahannya sebagai tempat untuk bertani atau bercocok tanam maka hanya akan menambah tingkat pengangguran. Oleh karena itu kejadian risiko yang saya kemukakan diatas tetap harus jadi perhatian.

Masuk ke Identifikasi risiko, dimana dalam mengidentifikasi risiko itu terdapat kejadian risiko, akar penyebab, indikator risiko, faktor positif dan dampak kualitatifnya. Sudah dijelaskan diatas bahwa untuk kejadian risikonya adalah Meningkatnya pengangguran dikawasan gunung berapi. 

Akar penyebabnya adalah lahan yang rusak akibat erupsi gunung merapi sehingga dengan rusaknya lahan tersebut membuat hasil panen para petani menjadi tidak ada dan hal tersebut membuat para petani menjadi pengangguran. 

Indikator risikonya adalah hasil panen para warga setempat atau lebih tepatnya petani yang menurun atau bahkan hasil panen tidak ada.

Faktor positif dari kejadian risiko tersebut adalah warga menjadi tahu atau adanya kesadaran warga dengan dampak yang akan terjadi maka adanya pemindahan lahan ketempat lain yang lebih aman dan yang pastinya tingkat kesuburan masih tetap ada.

Dampak kualitatif dari kejadian risiko ini adalah tingkat pengangguran meningkat dan pendapatan berkurang.

Dimana Risk owner dari kejadian risiko yang saya kemukakan disini ialah warga atau lebih tepatnya petani itu sendiri. Menurut saya itu sangat jelas sekali karena petani adalah orang yang berinteraksi langsung dengan kegiatannya sendiri. Maksudnya adalah dia sendiri yang bekerja maka kejadian risiko ini pun dia sendiri juga yang memiliki.

Bagaiamana Analisis risiko dari kejadian risiko kita kali ini, yaitu mulai dari probabilitas atau kemungkinan ini terjadi itu menurut beberapa sumber dikatakan bahwa gunung semeru ini sering sekali erupsi. 

Maka probabilitas erupsi ini terjadi saya masukkan ke angka 4 karena berdasar sumber tersebut dan dampak yang diberikan saya kasih 4 karena ketika sekali erupsi itu terjadi maka dampak yang diberikan juga sangat tinggi dimana bisa merusak pemukiman warga sampai dengan lahan-lahan perkebunan atau pertanian yang dipunya warga setempat terutama untuk kejadian risiko kita kali ini yaitu Meningkatnya tingkat pengangguran yang disebabkan oleh pertanian atau perkebunan warga rusak sehingga hasilnya pun tidak ada. Kesimpulannya risiko ini termasuk kedalam Extreme Risk.

Masuk kebagian terakhir yaitu perlakuan risiko. Singkatnya perlakuan risiko adalah penanganan kita terhadap risiko itu agar dapat diminimalisir. Penanganan utama yang dapat saya ajukan atau saya kemukakan ialah Memindahkan lahan pertanian atau perkebunan ke tempat yang lebih aman. 

Dengan satu catatan tingkat kesuburan tanahnya sesuai yang di inginkan, karena kalau tingkat kesuburannya rendah maka hanya akan menimbulkan kejadian risiko yang baru atau mudahnya hanya akan menambah masalah baru saja untuk para petani atau warga setempat yang bekerja.

Maka ketika lahan dipindahkan ketempat yang lebih aman dimana asumsinya disini jauh dari kawasan gunung berapi maka kategori risikonya juga menjadi turun. 

Karena probabilitas terjadi kerusakan pada lahan menjadi turun karena jauh dari kawasan gunung berapi yang berbahaya dimana bisa saya taruh di angka 1. Lalu untuk dampaknya juga ikut turun karena asumsi kita tadi jauh maka lahan kita untuk terkena erupsi dari gunung berapi juga kecil maka angka yang bisa ditaruh juga 1. Kata kategorinya dikatakan low risk.

Kesimpulannya adalah dengan adanya penanganan atau perlakukan terhadap risiko maka kategori risiko yang tadinya Extreme risk menjadi Low risk.

Maka sebagai penutup dari jawaban saya ini adalah perlunya ada kesadaran tersendiri untuk petani yang bertani atau bercocok tanam dikawasan gunung berapi yang masih aktif apalagi sering terjadi erupsi karena probabilitas dan dampak yang mereka dapatkan juga sangat tinggi dimana hal tersebut juga bisa menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan. 

Ketika mereka kehilangan pekerjaan maka tingkat pengangguranpun meningkat dan karena menganggur susah juga untuk mereka menghidupi diri mereka apalagi untuk menghidupi keluarga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun