Solusi : Generasi Muda yang Kritis dan HumanisÂ
Di tengah tantangan globalisasi, di mana media sosial berkembang pesat dan masyarakat yang semakin beraneka ragam, generasi muda dituntut untuk berpikir kritis dan bersikap humanis. Pola pikir kritis ini sangat diperlukan dalam menyeleksi informasi yang masuk. Menjadi kritis dapat dimulai dengan cara mengesampingkan subjektivitas saat mendengarkan seseorang. Diperlukan kerendahan hati dalam mendengarkan orang lain, bukan kerendahan diri. Kerendahan diri secara naluriah hanya akan membuat kita meng-input semua informasi.Â
Belum tentu informasi yang disampaikan teman yang kita sukai sesuai dengan kenyataan. Belum tentu juga sudut pandang yang ditawarkan orang yang tidak kita sukai berlawanan dengan nilai-nilai kebaikan. Semua informasi yang diterima harus ditimbang dulu baik buruknya. Jika tidak yakin, lebih baik kita bertanya orang-orang yang lebih berpengalaman, seperti orang tua dan guru. Dengan berpikir kritis, remaja menjadi cerdas dalam melihat kenyataan secara utuh dan mengambil nilai-nilai positif  sehingga menciptakan pergaulan yang baik.Â
Sebagai remaja, kita memang perlu media sosial supaya tetap up-to-date. Namun, interaksi dengan orang lain secara langsung dalam kegiatan sehari-hari jangan sampai terabaikan sebab itulah yang paling penting. Dengan ngobrol bertatap muka, kita dapat memahami seseorang melalui kata-katanya, nada bicaranya, maupun gesturnya. Hal ini memudahkan kita untuk memahami perasaan dan pola pikirnya dengan lebih jelas, sebab tidak semua orang sama seperti apa  yang kita bayangkan.Â
Bahkan, seringkali mereka nyatanya terbalik 180 derajat dari apa yang kita pikirkan. Melalui interaksi, kita dapat membuktikan sejauh mana kebenaran prasangka kita tentang anggota kelompok masyarakat lain yang disampaikan pesan-pesan media sosial. Melalui interaksi pula, kita bisa semakin peka, peduli, dan berbagi pada teman yang berbeda pandangan dan tersingkirkan (misal : anggota kelompok minoritas). Â
Kita harus membuktikan bahwa remaja Indonesia tidak bisa lagi dibodohi media sosial. Jangan mau terbuai dan dibelai medsos yang provokatif, kawan!Â
Oleh :Â
Antonina Ayuning BudiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H