5.Kami sepasang mayat ingin kekal berpelukan dan tidur damai dalam dekapan ranjang.
- Kiasan: Mayat yang ingin berpelukan dan tidur damai adalah ironi yang kuat.
- Makna: Meskipun dalam keadaan mati, keinginan untuk bersama dan menemukan kedamaian tetap ada. Ini menunjukkan kerinduan akan kehangatan dan kasih sayang meskipun dalam keadaan yang sangat menyedihkan.
Makna Simbolis Keseluruhan:Â Puisi "Pulang Malam" adalah sebuah karya yang sangat kaya akan simbolisme dan nuansa emosional yang mendalam. Joko Pinurbo, melalui puisinya ini, berhasil menghadirkan gambaran yang sangat kuat tentang kehancuran sebuah hubungan dan keputusasaan yang menyertainya.
 Puisi ini menggambarkan sebuah hubungan yang telah berakhir dengan sangat tragis. Api yang membakar ranjang melambangkan kehancuran cinta atau gairah. Puing-puing mimpi dan reruntuhan waktu menunjukkan kehampaan dan kesedihan yang mendalam. Tubuh yang hangus dan membangkai adalah metafora untuk kematian fisik dan spiritual.
Demikianlah analisis sederhana mengenai puisi [pulang malam]. Semoga tulisan ini dapat memberikan sedikit wawasan baru bagi para pembaca. Mari kita bersama-sama menggali lebih dalam keindahan puisi Indonesia. sampai jumpa di tulisan-tulisan berikutnya. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H