tubuh kami hangus dan membangkai
dan api siap melumatnya
menjadi asap dan abu.
Kami sepasang mayat
ingin kekal berpelukan dan tidur damai
dalam dekapan ranjang.
mari kita lihat bahasa kias yang ada dalam puisi tersebut
1. Ranjang telah terbakar dan api yang menjalar ke seluruh kamar belum habis berkobar.
- Kiasan: Api di sini melambangkan hasrat, semangat, atau bahkan kehidupan.
- Makna: Ranjang sebagai simbol keintiman dan kehangatan telah "terbakar", menandakan berakhirnya sebuah hubungan atau semangat hidup. Api yang terus berkobar menunjukkan bahwa penderitaan atau kesedihan masih terus berlanjut.
2. Di atas puing-puing mimpi dan reruntuhan waktu.
- Kiasan: Puing-puing mimpi dan reruntuhan waktu melambangkan kehancuran harapan dan impian.
- Makna: Ungkapan ini menggambarkan waktu yang seolah-olah berhenti atau berjalan mundur. Masa lalu yang indah dan penuh makna kini terasa seperti reruntuhan yang tidak bisa diperbaiki.Â
3. Tubuh kami hangus dan membangkai
- Kiasan: Tubuh yang hangus dan membangkai adalah metafora untuk kematian atau kehancuran total.
- Makna: Ungkapan ini menggambarkan perasaan tidak berdaya dan putus asa. Mereka merasa seperti mayat hidup yang tidak memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan.
4.menjadi asap dan abu
- kiasan: semua mimpi saya telah menjadi abu" artinya harapan dan mimpi telah hancur dan tidak akan pernah terwujud.Â
- makna: Sebagai simbol dari hubungan atau kehidupan bersama telah musnah dan hancur. "Abu" di sini melambangkan sisa-sisa dari apa yang pernah ada, sebuah kenangan yang pahit.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!