Untuk apa semua ini, Dhuuuh ibu
Cintapun kugadai demimu
Anugrah memang berjibu-jibu
Yang lalu memang terlalu pilu
Ketika Ketulusan tidak kau benar-benar tahu
Kelu sendu yang harus ku terima sebagai keji kalbu
Aku tak peduli waktu itu kau sebut era tatanan baru
berkobarnya  jiwa satria ternyata fakta buntu
Tak hendakku berkeluh sendu
Harus kutebus dan hanya terlaksana dalam jibaku
Anak buah jiwapun terlupa, buah hatipun tak sengaja termadu
Kini kucoba lagi dan lagi untuk bisa bertemu padu
Bukan yang pertama tapi seribu kusudah mengadu
Kurang apa kubuktikan abdiku
Tak ada menolak tak ada riak menolak membantu
Dhuh ibu, mengapa tiada jawab rindu
Betapa kau tahu bagaiana jiwaku dipaksa beku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H