Tulisan ini tentu tidak untuk menolak mempercayai apalagi menyerang berbagai kisah berbau klenik yang muncul dalam dunia pendakian gunung tanah air, hanya saja kita mengkritik perhatian yang berlebihan untuk hal-hal yang sifatnya menjauhkan kita dari nilai-nilai ketauhidan. Ketakjuban kita kepada hal-hal yang sifatnya mistis dan klenik ini jangan sampai membuat kita mengesampingkan kepasrahan kepada Tuhan Pemilik setiap nyawa, Allah SWT.
Tak ada kekuatan dan daya upaya tanpa pertolongan Allah, tidak akan bergerak selembar daun tanpa seizin Allah, dan tidak pula akan jatuh sehelai rambut dari kepala kita tanpa Allah SWT menghendakinya. Prinsip-prinsip yang bagi beberapa orang mungkin dipandang remeh ini, adalah sebuah pondasi ketauhidan yang harus berdiri kokoh, tak boleh tergoyahkan oleh apa pun juga.
Seorang pendaki gunung muslim harus pandai dan bijaksana menempatkan dirinya dalam situasi ini. Sikapnya dalam mempertahankan sikap tauhid adalah jauh lebih utama dari apa pun juga. Meskipun demikian, meremehkan dan cenderung meniadakan dimensi-dimensi mistisme dalam pendakian gunung juga bukan merupakan tindakan bijaksana.
Jadi, sebagai seorang muslim yang menyukai aktivitas pendakian gunung dan petualangan, sebaiknya sikap kita adalah kembali ke nilai-nilai dasar keimanan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Maha Mutlak, Maha Perkasa dan Maha segala-galanya, ada pun kekuatan dan dimensi-dimensi lain yang ada di luar daripada itu, adalah sepenuhnya berada dalam kekuasaan dan genggaman Allah jua.
Pada dasarnya mistisme yang mis-oriented ini dapat kita kikis pula dengan menjadikan niat, iqra' dan ma'rifat adalah tujuan dasar dari perjalanan yang kita lakukan. Seorang muslim sejati hendaklah memahami ini sebagai salah satu konsep dasar dalam pendakian yang ia lakukan.
Hantu, setan, jin dan apa pun sebutannya adalah sesuatu yang nyata, apatah lagi di gunung-gunung dan lembah-lembah yang sepi dari manusia, yang notabene mungkin menjadi tempat yang disukai oleh bangsa mereka. Akan tetapi, bagaimana pun menakutkan dan seramnya mahluk-mahluk ciptaan Tuhan tersebut, mereka tidak akan bisa mencelakakan kita selama kita menjadikan kepasrahan dan keberserahan kita kepada Allah sebagai prioritas utama dan diatas segala-galanya.
...dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari bangsa jin, tetapi mereka (jin) menjadikan (manusia) bertambah sesat.Â
(Al-qur'an, Surat Al Jinn, ayat 6).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H