Mohon tunggu...
Anton Sujarwo
Anton Sujarwo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku, Freelancer, Content Writer, Pengajar Kelas Literasi

Saya suka mendaki gunung disamping menulis. Saya juga mengajar untuk Kelas Menulis Online dan menjadi teman belajar bagi siswa-siswa di sebuah Madrasah Aliyah. Tulisan saya tentang dunia penulisan dapat dilihat di: www.penulisgunung.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mistis dan Gaib di Atas Gunung? Begini Cara Menghadapinya

27 Juni 2021   06:07 Diperbarui: 27 Juni 2021   06:50 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.akasakaoutdoor.co.id
www.akasakaoutdoor.co.id
Kondisi ini menjadi semacam kenyataan ironis yang sungguh disayangkan, jangankan berharap generasi muda kita memenuhi isi kepala mereka dengan upaya menciptakan prestasi dan pencapaian yang hebat dalam mountaineering, malahan mereka lebih banyak menghabiskan waktu dalam pendakian mereka hanya untuk memikirkan, memfokuskan dan membicarakan hal-hal yang bersifat mistik, bahkan tahayul yang lebih banyak berdasarkan mitos dan kisah yang tiada bisa dipertanggungjawabkan.

Tulisan ini tentu tidak untuk menolak mempercayai apalagi menyerang berbagai kisah berbau klenik yang muncul dalam dunia pendakian gunung tanah air, hanya saja kita mengkritik perhatian yang berlebihan untuk hal-hal yang sifatnya menjauhkan kita dari nilai-nilai ketauhidan. Ketakjuban kita kepada hal-hal yang sifatnya mistis dan klenik ini jangan sampai membuat kita mengesampingkan kepasrahan kepada Tuhan Pemilik setiap nyawa, Allah SWT.

Tak ada kekuatan dan daya upaya tanpa pertolongan Allah, tidak akan bergerak selembar daun tanpa seizin Allah, dan tidak pula akan jatuh sehelai rambut dari kepala kita tanpa Allah SWT menghendakinya. Prinsip-prinsip yang bagi beberapa orang mungkin dipandang remeh ini, adalah sebuah pondasi ketauhidan yang harus berdiri kokoh, tak boleh tergoyahkan oleh apa pun juga.

Seorang pendaki gunung muslim harus pandai dan bijaksana menempatkan dirinya dalam situasi ini. Sikapnya dalam mempertahankan sikap tauhid adalah jauh lebih utama dari apa pun juga. Meskipun demikian, meremehkan dan cenderung meniadakan dimensi-dimensi mistisme dalam pendakian gunung juga bukan merupakan tindakan bijaksana.

Jadi, sebagai seorang muslim yang menyukai aktivitas pendakian gunung dan petualangan, sebaiknya sikap kita adalah kembali ke nilai-nilai dasar keimanan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Maha Mutlak, Maha Perkasa dan Maha segala-galanya, ada pun kekuatan dan dimensi-dimensi lain yang ada di luar daripada itu, adalah sepenuhnya berada dalam kekuasaan dan genggaman Allah jua.

www.akasakaoutdoor.co.id
www.akasakaoutdoor.co.id
Mistisme yang mis-oriented (salah arah) adalah sesuatu yang tidak dapat kita diamkan begitu saja, terlalu banyak energi yang terbuang untuk memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya mengambil fokus kita. Ada baiknya kita mengajak generasi muda yang menyukai aktivitas bertualangan dan pendakian gunung di Indonesia untuk mengkonversikan fokus dan ketertarikan mereka kepada mistisme yang mis-oriented ini menjadi fokus untuk mencetak prestasi, membuat pencapaian dan hal-hal positif lain.

Pada dasarnya mistisme yang mis-oriented ini dapat kita kikis pula dengan menjadikan niat, iqra' dan ma'rifat adalah tujuan dasar dari perjalanan yang kita lakukan. Seorang muslim sejati hendaklah memahami ini sebagai salah satu konsep dasar dalam pendakian yang ia lakukan.

Hantu, setan, jin dan apa pun sebutannya adalah sesuatu yang nyata, apatah lagi di gunung-gunung dan lembah-lembah yang sepi dari manusia, yang notabene mungkin menjadi tempat yang disukai oleh bangsa mereka. Akan tetapi, bagaimana pun menakutkan dan seramnya mahluk-mahluk ciptaan Tuhan tersebut, mereka tidak akan bisa mencelakakan kita selama kita menjadikan kepasrahan dan keberserahan kita kepada Allah sebagai prioritas utama dan diatas segala-galanya.

...dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari bangsa jin, tetapi mereka (jin) menjadikan (manusia) bertambah sesat. 

(Al-qur'an, Surat Al Jinn, ayat 6).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun