Mohon tunggu...
Anton Sujarwo
Anton Sujarwo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku, Freelancer, Content Writer, Pengajar Kelas Literasi

Saya suka mendaki gunung disamping menulis. Saya juga mengajar untuk Kelas Menulis Online dan menjadi teman belajar bagi siswa-siswa di sebuah Madrasah Aliyah. Tulisan saya tentang dunia penulisan dapat dilihat di: www.penulisgunung.id

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah Legendaris Survival Doug Scott di Gunung The Ogre

8 Desember 2020   17:23 Diperbarui: 9 Desember 2020   03:47 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Doug Scott, mungkin memiliki kondisi yang lebih beruntung (kata beruntung tidak cukup tepat sebenarnya untuk menggambarkan kedua kaki yang patah dan harus turun dari gunung setinggi 7.000 meter di tengah badai dan tebing vertikal yang curam). Bagaimana pun juga Doug masih dikelilingi oleh teman-temannya (Chris Bonnington, Clive Rowland, Mo Anthoine) yang meskipun tak kalah sengsara, masih tetap sehat. Hadirnya ketiga teman-teman yang ada di sekeliling Doug paling tidak memberi ia support (berupa bantuan fisik langsung mau pun bantuan semangat psikologis) dan harapan untuk bertahan hidup lebih banyak daripada Joe Simpson saat itu.

Butuh waktu tujuh hari bagi Doug dan teman-temannya untuk dapat turun ke base camp, dan rata-rata semuanya dalam kondisi cuaca yang buruk. Dalam perjalanan ini, Chris Bonnington juga mengalami celaka saat jatuh dan mematahkan dua tulang rusuknya, dan ia juga terserang pneumonia- Pneumonia adalah penyakit infeksi pada paru paru, membuat penderitanya susah bernapas, batuk, dan juga demam.

Perjalanan turun ini lebih banyak dilakukan Doug dengan merangkak, bahkan di medan salju yang tebal kadang-kadang ia menjadi yang paling depan membuat jalan. Hal yang tersulit ketika tim ini sudah mencapai areal berbatu, di mana batu-batu tajam dan runcing membuat kegiatan merangkak terasa sangat menyakitkan. Doug memakai empat lapis pakaian untuk menutupi lututnya, namun itu tak membuat lututnya luput dari luka dan berdarah.

Mo Anthoine tiba di base camp lebih dulu, namun ia menemukan Tut Braithwaite dan Nick Estcourt telah tidak ada lagi di sana. Dalam catatan yang ditinggalkan oleh Tut dan Nick, mereka mengatakan bahwa mereka telah pergi pagi itu, karena berasumsi bahwa mereka (Doug, Chris, Mo, dan Clive) telah tewas di Baintha Brakk, setelah tujuh hari ditunggu tidak kunjung kembali.

Mo kemudian juga berangkat mencoba mengejar Nick dan Tut sebelum mencapai perkampungan dan mengabarkan berita yang keliru kepada keluarga mereka tentang asumsi bahwa rekan-rekannya telah tewas.

Saat Doug, Chris, dan Clive sampai di base camp, mereka menemukan dua catatan. Catatan pertama dari Nick dan Tut, dan yang kedua dari Mo. Secara teknis isinya sama, mereka  terpaksa meninggalkan base camp lebih dulu. Nick dan Tut telah pergi karena menyangka mereka telah mati, sementara Mo menyusul mereka untuk mengabarkan secepatnya berita yang lebih baik.

Kisah seperti yang dialami Doug Scott dan Joe Simpson adalah gambaran kemampuan tubuh manusia yang mampu bertahan dalam kondisi yang buruk di atas ketinggian gunung yang mematikan. Dimana kebanyakan dari kita mungkin akan segera meringkuk dan menemui ajal jauh sebelum mencapai base camp. Karena itulah mengapa kisah seperti Touching The Void dan The Ogre menjadi terasa demikian istimewa.

Tulisan lain dari Anton Sujarwo dapat juga dibaca pada website berikut ini;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun