Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Chaerul Saleh Pahlawan Tambang Minyak Nasional

18 Mei 2012   08:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:08 2526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atas fasilitas keberanian Sukarno inilah, Chaerul Saleh menggebrak dengan cepat industrialisasi di Indonesia, Krakatau Steel dibangun, Pupuk Sriwijaya dibangun seluruh industri-industri digerakkan dengan cepat dan Indonesia diarahkan menjadi negara terkuat industrinya dengan ekonomi berdikari. Diharapkan pada tahun 1975 Indonesia jadi negara terkaya di Asia, dengan modal minyak, gas dan perkebunan yang dikuasai negara.

[caption id="attachment_182086" align="aligncenter" width="847" caption="Sukarno digulingkan Karena Politik Minyak Internasional (Sumber Photo : LIFE Magazine)"]

13373285611739961513
13373285611739961513
[/caption]

Pasca Irian Barat perang Intelijen menjadi begitu genting, PKI sering offside dalam aksi-nya yang memancing kemarahan Angkatan Darat dan pihak Agama. Masalah UU Agraria jadi bahan percekcokan di lapangan. Ujungnya Gerakan Untung 1965 jadi alat bagi kelompok anti Sukarno mendongkel Pemerintahan Sukarno sekaligus mengakhiri politik Nasionalisme Tambang Minyak dan Gas.

Pendongkelan Sukarno, diiringi juga pendongkelan Chaerul Saleh,. Ia ditangkap di rumahnya dan dipenjara di  RTM Salemba.  Chaerul Saleh tiba-tiba meninggal di tahanan, kabarnya di dalam WC ia terjatuh. Ketika jenazah Chaerul Saleh dibawa ke rumahnya, Sukarni sahabat Chaerul Saleh marah-marah pada Adam Malik sesama anggota Partai Murba yang jadi anggota Triumvirat Suharto, karena Adam Malik tak mampu melindungi Chaerul Saleh.

Sampai saat inipun kesalahan Chaerul Saleh tidak ada, karena Pemerintahan Suharto tidak mengeluarkan pernyataan resmi. Hanya penjelasan sedikit yaitu soal 'ekonomi' tapi tak ada definisinya.  Sukarno dan Chaerul Saleh mati demi membela kepentingan kekayaan Indonesia, menjaga tambang minyak, gas dan batubara untuk kepentingan nasional. Sudah saatnya sejarawan membongkar redaksional politik minyak Chaerul Saleh 1960-1965 serta kemandirian nasional politik minyak Ibnu Soetowo yang setia pada garis Chaerul Saleh untuk membuka tabir bahwa bangsa ini pernah berani melawan dominasi modal asing yang menjadikan bangsa ini tetap miskin walau kaya minyak dan tambang-tambang lainnya.

Adakah pemimpin masa mendatang ikut jejak Bung Karno dan Chaerul Saleh?

-Anton DH Nugrahanto-.

Sumber Bacaan :

-Ayahku Maroeto Nitimihardjo (mengungkap rahasia kemerdekaan), Hadidjojo Nitimihardjo-

-Elite Bisnis Cina di Indonesia dan Masa Transisi Kemerdekaan, Twang Peck Yang

-Ibnu Soetowo : Saatnya Saya Bercerita! - editor Ramadhan KH-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun