Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

4 Keterampilan Khusus dalam Pembelajaran di Sekolah

22 Oktober 2022   14:01 Diperbarui: 24 Oktober 2022   06:50 2852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru mengajar di kelas| Dok Pexels.com/Max Fischer

Keterampilan khusus adalah kemampuan minimal yang seyogianya dimiliki calon tenaga pengajar, yang dalam praktiknya masih dimungkinkan penambahan atau modifikasi sesuai dengan situasi dan tantangan yang dihadapinya.

Kemampuan dalam melaksanakan keterampilan khusus, biasa dianggap sebagai ketentuan yang dilakukan tenaga pengajar saat pembelajaran dan merupakan prosedur yang wajib mereka tempuh selama melakukan proses pembelajaran.

Apa saja 4 keterampilan khusus dalam pembelajaran di sekolah yang biasanya dilakukan tenaga pengajar dalam praktik pembelajarannya?

1. Pre Instructional Procedures (Prosedur pre instruksional)

Begitu memasuki ruangan kelas, memberi salam atau membalas salam siswa jika mereka mengucapkannya terlebih dahulu. Selain salam yang diucapkan secara klasikal, guru menyapa siswa secara perseorangan tentang keadaan dan persoalan yang dihadapi, semisal persoalan siswa yang baru ditinggal orangtuanya (meninggal), baru pulang karya wisata atau baru sembuh dari sakitnya.

Setelah bertanya, guru menyatakan rasa simpatinya atas kesulitan-kesulitan yang dialami para siswa kemudian memberikan dorongan, semangat, arahan serta nasihat-nasihat bila diperlukan.

Saat berada di depan semua siswa, maka guru memperhatikan seluruh siswa dalam kelas untuk mengetahui apakah sudah menempati tempat duduk yang disediakan dengan tertib.

Kemudian guru memeriksa perlengkapan atau peralatan yang rutin digunakan seperti penghapus, papan tulis, kapur, laptop, monitor, dan alat-alat mengajar yang khusus untuk suatu pengajaran tertentu (alat peraga).

2. Introduction Tecniques (Teknik mengenalkan bahan pelajaran)

Sebelum guru memulai dengan inti pembelajaran yang baru, guru mengungkap kembali materi dan masalah yang pernah dibahas sebelumnya untuk mengingatkan kembali siswa siswi pada sesuatu yang pernah diketahuinya.

Guru mengadakan pre test, pre test ini merupakan bentuk evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru terhadap peserta didiknya, untuk mengecek tingkat pemahaman peserta didik sebelum menerima materi pembelajaran yang baru.

Dalam fase ini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan materi, yaitu:

  • Interest adalah merupakan usaha untuk menarik siswa pada materi pelajaran yang baru. Titik awal ini harus mempunyai kaitan dengan pokok bahasan baru dan masuknya pada materi baru yang dilakukan secara halus dan berhati-hati.
  • Titik pusat adalah pokok masalah dalam pembelajaran, apa yang diuraikan dan dijelaskan oleh guru benar-benar terpusat pada pokok bahasannya.
  • Rantai kognitif adalah urutan atau sistematika penyampaian pelajaran. Urutan yang baik dimulai dari yang mudah dipahami ke yang sulit, dari yang paling sederhana kepada yang lebih kompleks. 
  • Kontak, maksudnya hubungan emosional antara guru dengan siswa saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
  • Penutup, merupakan rangkaian kata-kata untuk mengakhiri pembahasan suatu pokok bahasan materi yang telah disampaikan terhadap siswanya.

3. Lecturing Techniques (Teknik memberi ceramah)

Merupakan metode pengajaran yang dilakukan oleh guru saat berada di depan siswanya, yaitu memberikan penjelasan secara lisan, menarik, dan menyenangkan atas materi pembelajaran dalam mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri.

  • Menerangkan materi pelajaran

Agar materi pelajaran mudah dicerna dan mudap dipahami maka pemaparan maupun penjelasan hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Mempergunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan menghindari istilah-istilah yang membingungkan siswa, melalui bahasa yang dapat mereka pahami.

Penjelasan hendaknya dengan suara yang cukup keras dan jelas agar dapat didengar secara baik oleh seluruh siswa yang hadir dikelas itu.

Bersikap wajar, relaks, dan friendly agar suasana belajar tidak tegang dan menyenangkan bagi siswa. Dengan perilaku guru yang sesuai dengan teori belajar diharapkan siswa dapat mengikutinya dengan baik.

Mengambil tempat duduk untuk berdiri sedemikian rupa dengan tatapan mata yang merata sehingga memungkinkan seluruh siswa merasa diperhatikan disamping dapat mengikuti gerak gerik guru dengan mudahnya.

  • Memberikan contoh-contoh yang relevan dengan materinya.

Sebuah ilustrasi yang sedang diterangkan dan jiga memperdalam pengertian, guru dapat memberikan contoh langsung seperti benda, orang, tempat atau contoh tidak langsung seperti model, miniature, foto, gambar di papan tulis dan sebagainya. Contoh-contoh yang diberikan sedapat mungkin diambil dari lingkungan kehidupan siswa siswinya.

  • Menyimpulkan inti pembelajarannya

Setelah berhasil memaparkan beberapa contoh, selanjutnya diberikan kesempatan pada siswa siswi untuk membuat kesimpulan dan generalisasi mengenai masalah-masalah pokoknya dalam bentuk rumusan, kaidah atau prinsip umum.

Guru memberikan tanggapan-tanggapan terhadap kesimpulan siswa yang dapat berupa penyempurnaan, koreksi, dan penekanan.

Selanjutnya guru pengajar memberikan kesimpulan final dalam rumusan yang sejelas-jelasnya, disampaikan terhadap seluruh siswanya.

  • Memeriksa pemahaman siswa

Pada sesi akhir proses pembelajaran, guru memeriksa pemahaman siswa atas pokok persoalan yang baru dibicarakan dengan berbagai cara.

4. Closure Procedures (Prosedur menutup pembelajaran)

Melakukan pengulangan secara ringkas materi yang sudah dijelaskan dan memberikan ikhtisar dari pokok yang utama dalam pembelajaran waktu itu 

Melakukan evaluasi kemampuan siswa dalam menyerap dan memahami materi pelajaran yang telah disampaikan guru dihadapan mereka semua.

Memberikan penguatan apa yang telah diajarkan terutama pokok-pokoknya, sehingga lebih mampu dipahami dan lebih mudah untuk dihapal oleh siswa-siswinya.

Memberikan pekerjaan rumah dengan cara yang baik, dan tentunya dalam batas-batas yang wajar, sehingga mereka tidak merasa terbebani. 

Merangsang siswa agar mampu melaksanakannya sendiri tanpa harus ditolong oleh orang lain sehingga terbentuk karakter mandiri dari kebiasaan menyelesaikan persoalannya.

Pada akhirnya guru mengucapkan kalimat penutup untuk pelajaran tersebut, semisal "Nah, sekian saja dulu anak-anak pelajaran kita kali ini, kita teruskan materi selanjutnya dengan judul yang baru pada pertemuan yang akan datang. Selamat siang..., terima kasih! Wassalamu'alikum Warohmatullahi Wabarokaatuh"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun