Selain itu, siswa juga bisa menentukan isu-isu pembelajaran yang mau diangkatnya.Â
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.
Berfikir dengan menggunakan metode ilmiah menjadikan proses berfikir yang deduktif dan induktif. Guru bertindak sebagai fasilitator dan tidak bertindak sebagai pakar yang merupakan satu-satunya sumber informasi.
4. Pembelajaran berlangsung dengan berpusat pada siswa.
Maksudnya, bahwa siswa sebagai pembelajar dituntut agar mampu menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, mereka dalam prakteknya fokus menyelesaikan masalah yang disuguhkan baik dalam praktek penyelesaiannya oleh perorangan (individu) maupun dilakukan bersama teman-teman siswa lain secara berkelompok.
Bagaimana cara penyelesaiannya dapat ditentukan oleh siswa itu sendiri, sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing, memberikan arahan, penjelasan dan sebagai fasilitator saja.
Dengan metode pembelajaran ini, siswa memang dituntut sepenuhnya mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan cara, watak dan kemampuannya.
Munculnya kreativitas dalam berfikir, bertindak dan berperilaku siswa dalam proses pemecahan masalah saat pembelajaran menggunakan model ini, menjadi target yang diharafkan dari penggunaan metode belajar yang satu ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H