Tujuan suatu pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sebagai bekal kelak hidup di masyarakat.
Sebuah model pembelajaran dapat mendorong terjadinya suatu proses pembelajaran dengan hasil belajar yang optimal bagi pengembangan seluruh potensi anak (siswa).
Karena pada dasarnya suatu proses pembelajaran itu, berupaya untuk melakukan perubahan berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu menjadi siswa yang memiliki pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat.
Maka, seorang guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang tepat, dapat memacu semangat para siswanya agar aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya, artinya sosok guru senantiasa berupaya menciptakan kondisi belajar yang dapat mendorong siswa untuk semangat dan senang dalam belajarnya.
Tentunya, setiap metode ataupun model pembelajaran pasti memliki ciri khas yang tidak dapat terpisahkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa bersama gurunya.Â
Terdapat 4 Ciri Utama Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang melekat dalam prosesi dan pelaksanaannya, yaitu :
1. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Proses pembelajaran berlangsung open-ended atau berakhir dengan masih membuka peluang untuk berbagi ide tentang pemecahan masalah, sehingga memungkinkan materi pembelajaran tidak berlangsung dalam satu kali pertemuan.
2. Model pembelajaran PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran.
Pada implementasinya strategi pembelajaran berbasis masalah ini, ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan secara aktif oleh siswa.Â
Selain itu, siswa juga bisa menentukan isu-isu pembelajaran yang mau diangkatnya.Â
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.
Berfikir dengan menggunakan metode ilmiah menjadikan proses berfikir yang deduktif dan induktif. Guru bertindak sebagai fasilitator dan tidak bertindak sebagai pakar yang merupakan satu-satunya sumber informasi.
4. Pembelajaran berlangsung dengan berpusat pada siswa.
Maksudnya, bahwa siswa sebagai pembelajar dituntut agar mampu menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, mereka dalam prakteknya fokus menyelesaikan masalah yang disuguhkan baik dalam praktek penyelesaiannya oleh perorangan (individu) maupun dilakukan bersama teman-teman siswa lain secara berkelompok.
Bagaimana cara penyelesaiannya dapat ditentukan oleh siswa itu sendiri, sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing, memberikan arahan, penjelasan dan sebagai fasilitator saja.
Dengan metode pembelajaran ini, siswa memang dituntut sepenuhnya mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan cara, watak dan kemampuannya.
Munculnya kreativitas dalam berfikir, bertindak dan berperilaku siswa dalam proses pemecahan masalah saat pembelajaran menggunakan model ini, menjadi target yang diharafkan dari penggunaan metode belajar yang satu ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H