Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebermaknaan Isra Mi'raj Menguji Iman dan Ketaatan Manusia

26 Februari 2022   11:07 Diperbarui: 26 Februari 2022   21:38 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu bulan suci dalam ajaran Islam adalah Rajab, kesemuanya ada 4 bulan yang dimuliakan dari 12 bulan yang ada pada perhitungan tahun hijriyah (kalender tahun islam).

Terdapat 4 bulan dalam hitungan tahun hijriyah yang dianggap suci menurut pandangan para ahli ajaran Islam yaitu tiga diantaranya berturut-turut bulan Dzul Qaidah, Dzul hijjah, dan Muharam. 

Yang satunya lagi berjarak agak terpisah dari bulan-bulan lainnya yaitu Rajab Mudhar yang terletak di antara jumadil Ukhra dan Sya'ban, bulan-bulan itu dianggap mulia karena adanya kejadian istimewa.

Penghitungan kalender hijriyah atau tahun baru Islam, diawali dari adanya peristiwa bersejarah pada tanggal 1 Muharam (tahun baru hijriyah) terjadinya hijrah (kepindahan) Nabi Muhammad SAW., dari kota Mekkah ke Madinah Arab Saudi pada tahun 622 Masehi.

Pada bulan-bulan suci ini, sangat di anjurkan sekali agar diisi dengan meningkatkan amal kebajikan sebagai bentuk penghormatannya seperti berpuasa, banyak berdo'a, memperbanyak shalawat, banyak bertaubat (menyesali terhadap dosa-dosa yang telah lalu), banyak berdzikir dan memperbanyak amal shaleh.

Suatu malam pada bulan rajab terjadi kejadian yang luar biasa dimana Nabi Muhammad SAW., melakukan suatu perjalanan yang sangat mulia tanpa alat maupun teknologi dari Mekkah sampai Baitul Maqdis di Palestina.

Dengan kekuasaan Allah SWT., selanjutnya terus naik kelangit hingga ke langit satu, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh dan terus naik lagi sampai ke Sidratul Muntaha hingga sampailah pada suatu tempat yang bernama Al-Mustawa.

Perjalanan bersejarah itu, merupakan salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW., karena pada masa itu tidak satupun manusia di dunia yang sanggup untuk melakukan perjalanan seperti itu.

Kejadian luar biasa itu, diketahui, dikenang oleh seluruh kaum muslimin yang telah beriman, tercatat dalam Al-Qur'an, hadits dan dapat diambil hikmah-hikmahnya hingga sekarang bahkan sampai kiamat.

Mi'raj telah dilakukan Nabi SAW dalam keadaan terjaga, berangkat dengan tubuh, jasmani, dan rohaninya. Tidak dalam keadaan mimpi maupun hanya angan-angan ilusi maupun halusinasi, pemahaman ini diperkuat oleh banyak hadits shahih dan pernyataan yang sangat jelas dalam Al-Qur'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun