Keberadaan bahan bakar gas elpiji di pasaran terus meningkat harganya, tidak sedikit masyarakat yang mengungkapkan keluhannya terhadap teman atau tetangganya sendiri.
Karena keberadaan gas elpiji sangatlah dibutuhkan untuk kehidupan sehar-hari sebagai bahan bakar utama untuk memasak dan memenuhi kebutuhan makanan keluarga sehari-harinya.
Kenaikan harga jual gas elpiji terus meningkat secara berkala, terutama yang 5,5 kg dan 12 kg. Tentu kenaikan yang terus secara berkala membuat masyarakat keberatan karena harus membeli dengan harga yang lebih mahal.
Kadang sebagian orang menyampaikan rasa kesalnya dari mulut kemulut melalui teman dekat maupun tetangganya, akan tetapi mereka tidaklah bisa berbuat apapun selain tetap membelinya dengan harga yang ditetapkan para penjual dan pedagangnya.
Harga elpiji non subsidi 5,5 kg dan 12 kg biasanya di pakai oleh  orang yang memiliki anggota keluarga banyak dirumahnya, atau keluarga yang memiliki usaha rumahan dengan bahan dasar utama pembakaran untuk proses pembakaran memakai gas elpiji karena lebih simpel dan praktis penggunaannya.
Tentunya, berefek juga terhadap ketidak stabilan produksi olahan mereka yang pada umumnya usaha rumahtangga yang dihasilkan berupa makanan kreatif dan barang konsumtif bagi masyarakat.
Sehingga mereka sangat berharaf agar gas elpiji tidak terus naik, agar hasil olahan mereka juga dapat terjual dengan harga yang tetap terjangkau oleh masyarakat terutama keluarga yang berpenghasilan rendah.
Ketika kami terjun berdialog dengan tetangga sekitar terkait bahan bakar yang dipakai untuk kegiatan dapurnya, pada umumnya mereka masih menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar untuk memasak, kegiatan dapurnya dan kegiatan usaha rumah tangga kecil-kecilannya.
Mereka tetap menggunakan gas elpiji untuk kebutuhan hidup keluarganya karena sudah biasa, nyaman dan praktis dalam penggunaannya di dapur untuk memasak dan mengolah makanannya.
Akan tetapi dari 66 rumah tangga yang berada di perumahan sederhana itu, ada juga beberapa rumah (keluarga) yang lebih memilih bahan bakarnya menggunakan kayu bakar karena disekitar tersedia banyak kayu bakar yang tumbuh di kebun-kebun milik petani.
Selain itu, ada juga satu keluarga yang beralih dengan menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk aktivitas memasak di dapurnya.
Sedangkan pemilik usaha rumah tangga kecil-kecilan lebih memilih bahan bakar dengan menggunakan kayu bakar yang dipesan seminggu sekali dari para pencari kayu bakar.
Biasanya keluarga pemilik usaha kecil-kecilan lebih memilih kayu bakar dengan pertimbangan lebih hemat dalam itungan penggunaanya dari segi pengeluaran biaya pembeliannya dibanding harus membeli tabung gas yang dianggapnya sangat mahal, yang sekarang justru terus merangkak naik harganya.Â
Adanya kenaikan secara berkala terhadap gas elpiji non subsidi, menyebabkan mereka banyak yang beralih penggunaan dengan membeli tabung gas melon 3 kg yang masih cukup stabil harga dipasarannya.
Namun, kadang harga gas melon 3 kg yang masih bersubsidi ini, sewaktu-waktu seringkali naik karena kurangnya pasokan dari pertamina ke daerah dan banyak warga yang memang tadinya menggunakan tabung gas 5,5 kg dan 12 kg, beralih menggunakan tabung gas 3 kg karena lebih murah dan sangat terjangkau dari segi harganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H