Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pajak Pulsa Bikin Repot Keluarga

1 Februari 2021   13:27 Diperbarui: 1 Februari 2021   13:32 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pixabay via www.gambar.pro

Jika aktivitas mereka semua terhambat karena, sehingga kinerja dikalangan masyarakat ekonomi rendah tidak berjalan maka imbasnya terhadap keberlangsungan Negara juga, Yah! minimal berbagai kericuhan di masyarakat tingkat bawah yang merupakan pondasi bangsa dengan mayoritas berpenghasilan di bawah 5 juta, mereka akan terus "meraung-raung" bising, bersuara tanpa henti sebab masyarakat dan bangsa Indonesia masih banyak di dominasi oleh warga berpenghasilan rendah dibanding masyarakat berpenghasilan tinggi.

Tidak sedikit sebuah keluarga yang hancur berantakan akibat dari perihal kecil dan sepele yang terjadi, kejadian sederhana misalkan seorang istri, anak atau suami minta dibelikan pulsa dan kuota, berhubung mahal dan kebutuhan lain pun belum tercukupi maka keinginan itu selalu ditunda atau tidak terpenuhi, belum lagi permasalahan lain akhirnya mereka bercerai, bubar dan ingin mencari pasangan hidup yang lebih kaya. Bagaimana jika kejadian seperti ini menimpa semua keluarga berpenghasilan rendah, bukankah kericuhan akan berimbas terhadap keluarga besar, lingkungan dan seterusnya karena efek psikologis yang menimpa banyak masyarakat yang nantinya memperkeruh suasana negara.

Sebuah negara dibentuk dari sekumpulan daratan, lautan, rakyat dan bangsa,

Sebuah bangsa terbentuk dari sekumpulan rakyat dan masyarakat,

Masyarakat terbentuk dari berkumpulnya keluarga-keluarga,

Keluarga terwujud dari bersatunya pasangan hidup dalam suatu rumah tangga.

Maka, sebaiknya agar dipahami bahwa sebuah negara akan berdiri "tegak" dan "tangguh" karena rakyatnya memiliki pondasi bangunan kehidupan keluarga dan masyarakat yang kuat dan kokoh karena kebutuhan ekonomi yang selalu terpenuhi dan taraf hidup yang baik akan berpengaruh terhadap situasi maupun kondisi sekitarnya. 

Untuk ketercapaian semua itu, maka negara berkewajiban untuk meringankan beban serta tanggungan rakyatnya agar tidak terlalu banyak pajak-pajak yang dibebankan terhadap masyarakat, salah satunya menghapus rencana pemberlakuan Pajak Pulsa dan pajak lainnya terutama yang menyangkut "hajat hidup orang banyak", yaitu kebutuhan yang dianggap penting dan pokok bagi setiap individu masyarakat, pulsa dan kuota saat ini menjadi hajat hidup orang banyak pastinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun