Mohon tunggu...
Anto Medan
Anto Medan Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Ayuk.......

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dirjen Pajak yang Gagah Berani

2 Desember 2015   11:13 Diperbarui: 2 Desember 2015   11:13 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pagi mendung di Medan, tidak membuat perasaan cerah. Apalagi membaca kalau Dirjen Pajak telah mengundurkan diri, dan diterima oleh Menkeu!

Beliau terpilih melalui proses lelang. Dan sejak terpilihnya menjadi Dirjen Pajak, maka sebenarnya sudah banyak yang dilakukan.

http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-5/5297/sigit-priadi-pramudito,-dirjen-pajak-dengan-segudang-pengalaman-dan-terobosan#.Vl5N7V42HiQ

Saat prosesi pengangkatan dirinya menjadi Dirjen pajak, Sigit memaparkan sejumlah visi misi serta terobosan-terobosan apa saja yang akan ia lakukan selama menjabat menjadi Dirjen Pajak. Sigit mengatakan akan melakukan perbaikan regulasi baik dalam rangka memperluas basis pajak maupun untuk mendukung penegakan hukum.

Kemudian dia juga kan melakukan terobosan di bidang penagihan aktif khususnya melalui blokir rekening, penyitaan aset, pencegahan ke luar negeri dan penyanderaan (gijzeling).

Ekstensifikasi menurut Sigit, akan dilakukan melalui kegiatan Operasi Pasar oleh Kanwil DJP serentak di seluruh Indonesia sesuai dengan potensi masing-masing wilayah.

Sementara terobosan lain yang juga akan dilakukannya ialah di bidang administrasi dan pengawasan berbasis IT. Meliputi implementasi tax invoice secara menyeluruh, perbaikan basis data perpajakan, digitalisasi SPT dan implementasi e-SPT, e-Filing, implementasi cash register dan Electronic Data Capturing (EDC) yang online dengan administrasi perpajakan, pengawasan wajib pajak berbasis risiko dan berbasis IT yakni aplikasi profile berbasis web (Approweb), compliance risk management (CRM) dan aplikasi agregat.

Terobosan-terobosan itu akan didukung dengan penguatan fungsi Center for Tax Analysis (CTA). Di samping itu, akan dilakukan implementasi tax clearance atas kegiatan pelayanan public, misalnya SIUP, IMB dan kegiatan ekonomi lainnya diantaranya pengajuan pinjam/kredit dan pengajuan tender (online system) 

Dari terobosan-terobosan di atas, sudah banyak yang mulai dilakukan. Dan kalau kita lihat, semuanya itu adalah peletakan sistem keuangan yang transparan, yang akan menjadi sangat berguna untuk masa panjang. Inilah yang akan merubah segala sistem dan perilaku keuangan kita. Dengan dilakukannya terobosan-terobosan di atas, berarti Sigit adalah Dirjen Pajak, yang menutup atau memperkecil permainan antara Wajib Pajak dan Petugas Pajak. Pondasi yang kokoh, menutup banyak pintu 'permainan' yang selama ini terjadi.

Kalau kita lihat di lapangan, semakin banyak usaha yang gagal bayar di bank. Seorang manager bank, kemaren ketika ketemu menawarkan aset-aset yang telah diserahkan oleh para debitur. "Banyak sekarang, Pak", katanya.

Menurut saya, ketatnya pajak pada saat ini, sah-sah saja, dan sebenarnya meski keras tetapi masih ada toleransinya. Kalau kita menuju visi dan misi transparansi pajak, maka pemerintah yang juga sedang gencar-gencarnya mengurangi biaya-biaya siluman, maka langkah-langkah di atas adalah langkah yang sangat berani.

Lalu, kenapa Pak Sigit diterima pengunduran dirinya?

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/12/02/080103226/Mundur.sebagai.Dirjen.Pajak.Ini.SMS.Sigit.Priadi.Pramudito

http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-5/6582/sigit-priadi-pramudito--jendral-djp-yang-tidak-koppig#.Vl5N6F42HiQ

Dalam rekaan saya, beliau diterima pengunduran dirinya, karena ditekan tentang target penerimaan pajak. Tahun 2015 ini, ditetapkan target penerimaan pajak sebesar 1600 Triliun Rupiah, yang kemudian direvisi menjadi 1294 Triuliun Rupiah. Pengenaan target penerimaan ini, berdasarkan hitung-hitungan yang entah dari mana dasarnya. Yang penting setiap tahun harus lebih besar dari tahun sebelumnya.

Tapi, target penerimaan ini selalu menjadi ajang prestasi. Herannya, penetapan target ini saja pun yang sebenarnya hanyalah suatu panduan, sering kali dijadikan harga mati sebagai tolak ukur prestasi seorang dirjen pajak. Penetapan target penerimaan ini, dihitung (mungkin) dari target tahun lalu, pertumbuhan ekonomi, inflasi, PDB, konsumsi rumah tangga, konsumsi dalam negeri, bea masuk, bea keluar dan pendapatan nasional. Semua faktor di atas, terjadi karena adanya transaksi. Kalau jumlah transaksi berkurang, apakah otomatis penerimaan akan berkurang? Tentu saja!

Pada masa sekarang, bukanlah suatu isapan jempol, kalau banyak pengusaha yang menghentikan usahanya, apakah karena bangkrut atau tidak tahan merugi. Ini bukanlah dongeng, dan Dirjen Sigit persis tahu masalah ini, dan sangat dirasakan juga bahwa Dirjen Sigit juga mencoba membantu supaya tidak semakin banyak usaha yang mati. Karena apabila pohon karetnya dimatikan, maka sama sekali tidak akan ada getah karet yang bisa dideres, kan? Bahkan Dirjen Sigit, sejak awal memerintahkan anak buahnya untuk bekerja sungguh-sungguh, tetapi tidak usah risau akan target. Beliau yang akan bertanggung jawab! Memang petugas pajak bertugas untuk memungut pajak, bukan untuk mematikan usaha, kan?

Saya rasa, Dirjen Sigit, adalah seorang sosok Negarawan yang visi-nya melampaui seorang Dirjen Pajak. Berbagai kebijakan  sampai dengan tax amnesty adalah sebuah kebijakan yang sangat berani dan sangat brilian. Kalau kita mau jujur, di jaman SBY, apakah mungkin ada kebijakan-kebijakan keuangan seperti ini? Ini adalah kebijakan-kebijakan yang membuka peluang bagi pemerintah dan masyarakat untuk saling transparan. Dan keberanian beliau untuk pasang badan untuk anak buahnya adalah suatu langkah yang sangat patriotik. Sigit pernah berkata,"Seorang WP yang membayar pajak dengan benar adalah seorang Pahlawan."

Hari ini saya mau juga berkata,"Pak Sigit, meski Bapak bukan lagi seorang Dirjen, tetapi langkah-langkah Bapak menunjukkan bahwa Bapak adalah seorang pahlawan." Keberanian dalam melakukan hal yang benar tanpa mencari keamanan diri sendiri memperlihatkan kualitas kepemimpinan yang sesungguhnya. Kalau saya bilang, kalaupun perlu Menteri Keuangan yang baru, Pak Sigit ini patut menjabatnya.

Dalam perjalanan hidup, sudah sering saya bertemu dengan pejabat yang mencari aman diri sendiri,  memijak ke bawah menjilat ke atas. Entah kenapa saya rasa Sigit yang satu ini bukan tipe begitu. Tapi, saya hanya bisa mengucapkan, "Semoga pelayanan Bapak selama ini, membawa kemenangan besar bagi bangsa dan negara ini. Dan sudah sepatutnya, keluarga Bapak bangga dengan semua yang telah dilakukan, begitupun dengan Korps Pajak."

Salam,

Anto Medan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun