Mohon tunggu...
Anto Medan
Anto Medan Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Ayuk.......

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dirjen Pajak yang Gagah Berani

2 Desember 2015   11:13 Diperbarui: 2 Desember 2015   11:13 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Lalu, kenapa Pak Sigit diterima pengunduran dirinya?

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/12/02/080103226/Mundur.sebagai.Dirjen.Pajak.Ini.SMS.Sigit.Priadi.Pramudito

http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-5/6582/sigit-priadi-pramudito--jendral-djp-yang-tidak-koppig#.Vl5N6F42HiQ

Dalam rekaan saya, beliau diterima pengunduran dirinya, karena ditekan tentang target penerimaan pajak. Tahun 2015 ini, ditetapkan target penerimaan pajak sebesar 1600 Triliun Rupiah, yang kemudian direvisi menjadi 1294 Triuliun Rupiah. Pengenaan target penerimaan ini, berdasarkan hitung-hitungan yang entah dari mana dasarnya. Yang penting setiap tahun harus lebih besar dari tahun sebelumnya.

Tapi, target penerimaan ini selalu menjadi ajang prestasi. Herannya, penetapan target ini saja pun yang sebenarnya hanyalah suatu panduan, sering kali dijadikan harga mati sebagai tolak ukur prestasi seorang dirjen pajak. Penetapan target penerimaan ini, dihitung (mungkin) dari target tahun lalu, pertumbuhan ekonomi, inflasi, PDB, konsumsi rumah tangga, konsumsi dalam negeri, bea masuk, bea keluar dan pendapatan nasional. Semua faktor di atas, terjadi karena adanya transaksi. Kalau jumlah transaksi berkurang, apakah otomatis penerimaan akan berkurang? Tentu saja!

Pada masa sekarang, bukanlah suatu isapan jempol, kalau banyak pengusaha yang menghentikan usahanya, apakah karena bangkrut atau tidak tahan merugi. Ini bukanlah dongeng, dan Dirjen Sigit persis tahu masalah ini, dan sangat dirasakan juga bahwa Dirjen Sigit juga mencoba membantu supaya tidak semakin banyak usaha yang mati. Karena apabila pohon karetnya dimatikan, maka sama sekali tidak akan ada getah karet yang bisa dideres, kan? Bahkan Dirjen Sigit, sejak awal memerintahkan anak buahnya untuk bekerja sungguh-sungguh, tetapi tidak usah risau akan target. Beliau yang akan bertanggung jawab! Memang petugas pajak bertugas untuk memungut pajak, bukan untuk mematikan usaha, kan?

Saya rasa, Dirjen Sigit, adalah seorang sosok Negarawan yang visi-nya melampaui seorang Dirjen Pajak. Berbagai kebijakan  sampai dengan tax amnesty adalah sebuah kebijakan yang sangat berani dan sangat brilian. Kalau kita mau jujur, di jaman SBY, apakah mungkin ada kebijakan-kebijakan keuangan seperti ini? Ini adalah kebijakan-kebijakan yang membuka peluang bagi pemerintah dan masyarakat untuk saling transparan. Dan keberanian beliau untuk pasang badan untuk anak buahnya adalah suatu langkah yang sangat patriotik. Sigit pernah berkata,"Seorang WP yang membayar pajak dengan benar adalah seorang Pahlawan."

Hari ini saya mau juga berkata,"Pak Sigit, meski Bapak bukan lagi seorang Dirjen, tetapi langkah-langkah Bapak menunjukkan bahwa Bapak adalah seorang pahlawan." Keberanian dalam melakukan hal yang benar tanpa mencari keamanan diri sendiri memperlihatkan kualitas kepemimpinan yang sesungguhnya. Kalau saya bilang, kalaupun perlu Menteri Keuangan yang baru, Pak Sigit ini patut menjabatnya.

Dalam perjalanan hidup, sudah sering saya bertemu dengan pejabat yang mencari aman diri sendiri,  memijak ke bawah menjilat ke atas. Entah kenapa saya rasa Sigit yang satu ini bukan tipe begitu. Tapi, saya hanya bisa mengucapkan, "Semoga pelayanan Bapak selama ini, membawa kemenangan besar bagi bangsa dan negara ini. Dan sudah sepatutnya, keluarga Bapak bangga dengan semua yang telah dilakukan, begitupun dengan Korps Pajak."

Salam,

Anto Medan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun