Biarlah pengusaha cukup pusing dengan masalah buruh, kompetisi (dalam dan luar negeri), bunga bank, permodalan dan sederetan masalah yang terus ada. Jangan lagi dipusingkan dengan peraturan-peraturan yang menambah-nambah beban yang tak perlu. Bila pengusaha berhasil, bukankan negara juga jadi berhasil?
Sebagai seorang Ayah, negara harusnya membantu supaya semakin banyak rakyat yang berwiraswasta. Menciptakan lapangan kerja. Seharusnya seorang Ayah itu, membantu anaknya untuk memulai usaha, membimbing dari kecil menjadi besar. Menciptakan kondisi, dimana anak yang rajin, tekun dan jujur, bisa berhasil. Bisa membesar. Bukan sebaliknya..... Ingat, kita sedang menuju Perdagangan Bebas, rakyat harus dilatih untuk berkompetisi. Jangan kaki tangan semua dibelenggu dengan aturan, sehingga membuat kita selalu kalah bersaing. (Bayangkan petinju, yang kaki tangannya dikasih bandul pemberat!)
Negara janganlah berperan sebagai seorang preman. Di mana ketika ada yang ingin memulai usaha, harus membayar upeti dahulu. Jutaan rupiah harus disetor. Miris....
Mudah-mudahan era pemerintah baru ini, berani untuk merombak perizinan yang berbelit-belit ini.
Â
Salam Sejahtera dan Salam Sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H