Mohon tunggu...
Abdurahman Hoda
Abdurahman Hoda Mohon Tunggu... Freelancer - Pria keturunan Bacan dan Gorontalo, lahir dan berdomosili di Ternate

Pria berkumis yang suka baca dan makan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Pengorbanan

31 Juli 2020   19:29 Diperbarui: 31 Juli 2020   19:35 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idhul Adha 10 Dzulhijjah 1441 H kali ini terasa lain. Hari raya yang jatuh tepatnya pada Jumat 31 Juli 2020. Kita bangsa Indonesia umumnya dan Provinsi Maluku Utara khususnya tanpa utusan jammah haji untuk menunaikan rukun Islam yang ke-5. Tak ada hiruk-pikuk keberangkatan. 

Tidak ada thawaf mengelilingi Ka'bah. Tidak ada jamaah yang berada di maktab-maktab padang arafah. Ayunana langkah warga negeri ini tak terdengar lagi di Jabal rahmah. 

Tak akan terlihat iringan panjang di bawah terowongan Mina menuju 3 lokasi yaitu jamrah aqabah, wusta dan ula. Semuanya sepi, ini untuk pertama kalinya dalam historis modern, Kerajaan  Arab Saudi melarang jamah haji internasional di tengah pendemi Covid-19. Habis mau dibilang apa, dari 10.000 jamaah haji yang dijinkan menunaikan rukun islam yang ke-5 tahun ini, 70% di antaranya adalah warga dari 160 negara yang telah bermukim di Arab Saudi, dan sisanya 30% adalah penduduk asli yang bermukim disitu dan notabenenya adalah para medis dan keamanan yang bertugas untuk Covid-19. Sungguh sebuah perjuangan yang membutuhkan pengorbanan dan keikhlasan tiada taranya.

Ceritera "pengorbanan" adalah ceritera tua  seumur kehidupan manusia. Sejak nabi Adam dan Sitti Hawa, lakon "pengorbanan" telah hadir dalam episode-episode kehidupan mereka.

Perjalanan panjang  Nabi Adam menyelusuri bumi untuk bersua dengan Siti Hawa adalah sebuah pengorbanan panjang anak manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. 

Tak satupun Nabi yang di utus Tuhan untuk menyebarkan sebuah keyakinan terlepasa dari ceritera "pengorbanan". Puncaknya adalah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang menggores ceritera emas menjadi tonggak bersejarah yang mengukir makna pengorbanan dalam sebuah perayaan besar yang di sebut Idul Adha yang kita rayakan selama hayat kita.

Rentetan ceritera pengorbanan yang berujung pada hari raya Idul Adha (Hari Raya Kurban), ada  pentas lakon yang dipertontonkan oleh 4 tokoh suci dalam sejarah peradaban manusia. Mereka adalah Ibrahim, Siti Sarah, Siti Hajar  dan Ismail. 

Pengorbanan terbesar Nabi Ibrahim Alaihi Salam, harus menjalankan perintah Tuhan yang diperoleh dari mimpinya untuk menyembelih putera semata wayang, darah dagingnya sendiri yang telah dirindukan kehadirannya selama bertahun-tahun. 

Pengorbanan istri pertama Nabi Ibrahim yaitu Siti Sarah mengikhlaskan cinta dan kasih sayangnya untuk berbagi dengan Siti Hajar yang notabenenya adalah budak mereka. Sedangkan pengorbanan Siti Hajar adalah dibiarkan hidup sendiri oleh Nabi Ibrahim di lembah tandus nan gersang dengan bayinya yaitu Ismail Alaihi Salam atas perintah Allah SWT. Sementara pengorbanan Nabi Ismail Alaihi salam juga menerima dengan ikhlas dan patuh kepada orangtuanya untuk disembelih. Betapa besar pengorbanan yang dilakoni oleh 4 tokoh ini, maka ijinkanlah saya mempersembahkan sajak-sajak untuk mereka.

Pengorbanan Ibrahim a.s.

Renungan malam panjang, engkau terjaga

Gelisah dibalut resah, engkau merana

Penantian panjang berakhir duka, engkau ikhlaskan

Pengorbanan menghantam rasa, akal dan budaya

Iblis datang merecokimu, engkau pantang

Setan datang merayumu, engkau yakin menang

Pengorbananmu membawa berakah

Anugrah "khalilullah" milikmu semata.

Pengorbanan Siti Sarah

Kau rela berbagi, walaupun itu sakit

Gelisah suami membuatmu empati

Kau ikhlaskan imammu untuk kasih melangit

Kau bidadari tak bersayap datang ke bumi


Pengorbanan Siti Hajar

Di lembah tandus nan gersang

Kamu dan bayimu menghadang malang

Dingin mencekik di gulita malam

Terik membara membakar alam

Perintah Ilahi membuatmu tak kandas

Keyakinanmu terpari dalam kerasan cadas

Safa dan Marwa menguras tenaga

Pancaran mata air zam-zam  sirnakan dahaga

picture(docpri)
picture(docpri)

Pengorbanan Ismail a.s.

Sedikitpun tak bergeming ragamu

Sebilah pisau siap merobek nadi lehermu

Ikhlas mengalir bersama doamu

Sabar dan Soleh di ujung asamu

Rayuan syetan dihalau batu

Bujukan Iblis musnah dalam lontaran menyatu

Jumrah Aqabah, Wutsa dan Ula menjadi saksi bisu

Takbiran menggema keseluruh penjuru.

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1441 H. MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun