Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Dokter - Retired Physician

Pencinta dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lumpia dalam Tradisi Peringatan Ceng Beng

24 Maret 2022   20:28 Diperbarui: 24 Maret 2022   20:32 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun Jie selalu menolak hadiah dan kedudukan yang ditawarkan Jin Wen Gong, malah achirnya juga bersama ibunya bersembunyi supaya tidak diganggu lagi di atas bukit pegunungan Mian-shan.

Dalam segala upaya Wen Gong untuk menemunya terus sia-sia, maka Wen Gong memakai siasat api membakar semak-semak di bukit disekitarnya, dengan harapan asap pembakaran tersebut bisa mengusir Jie dan ibunya keluar dari hutan, tetapi api tidak terkendalikan, sampai beberapa hari kemudian diketemukan dua mayat hangus yang berangkulan pada sebatang pohon yang sudah menjadi arang.

Wen Kong menyesal atas tindakan yang tidak bijaksana, sehingga menewaskan orang yang pernah menyelamatkan jiwanya itu, maka untuk menunjukkan penyesalannya itu diperintahkanlah kepada sekalian rakyatnya, pada hari itu dan seterusnya, supaya diperingati sebagai Hari Nyepi.

Pada Hari Nyepi ini, tidak memperbolehkan seluruh rakyatnya menyulutkan api, memasak makanan, keluar dari rumah maupun berisik. Dengan demikian timbulah tradisi makanan dingin yang disebut Han-shi, untuk memperingati leluhur.

Hari Nyepi ini kebetulan jatuh pada sehari sebelum hari tradisional kia-kia dimusim Semi yang sekarang kita sebut Ceng Beng .

Asal usul istilah Ceng Beng:

Istilah Ceng Beng berarti "cerah dan gemilang", ini berasalkan dari sabda kaisar Dinasti Han, Guang-wu-di Liu Xiu (5 BC -- 57 AD),  lepas berhasil menumpaskan para pemberontak Wang Mang, dan membangun Dinasti Han Timur di Luoyang. Tepatlah pada satu hari setelah Hari Nyepi, yang cerah dan gemilang di Musim Semi tahun 5 BC, dengan perasaan kelegahan berkatalah sendirian si-kaisar: "Tian achirnya Ceng Beng", yang maknanya, "kerajaan telah damai dan tentram kembali".

Hari itu kemudian dijadikan hari raya, dimana bangsa Tionghoa Han mempergunakannya untuk sehari berlibur, bersama keluarga pergi kia-kia atau piknik keluar kota menikmati suasana cerah dan gemilang, yang sampai sekarang masih disebut chun-you, Spring Outing.

Di-Tiongkok sekarang, dimana pada umumnya orang mati dikremasi kemudian abunya ditaburkan tanpa adanya kuburan lagi, maka hari Ceng Beng tetap dipakai orang untuk berlibur piknik chun-you seperti dulu kala.

Karena hari chun-you tersebut kebetulan jatuhnya pada sehari setelah hari adat Nyepi yang disebut Han-shi, yang dalam tradisi bermakan segala yang dingin itu, maka untuk sangu makanan diperjalanan kia-kia chun-you, juga disediakan chun-pan/spring platter/ camilan dingin.

Inilah asal usulnya Lunpia;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun