Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Asal Usul Kata Lebaran dari Takbir Allahu Akbar

26 April 2021   00:07 Diperbarui: 26 April 2021   12:15 1669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari kita tinjau tradisi kaum Muslim merayakan bar-nya Ramadhan, pada dini hari 1 Shawwal, Idulfitri, hari raya usainya Puasa.

Berakhirnya malam Kadir, para umat bergembira hati membersihkan badan dan mengenakan pakaian bersih atau baru, dan menjalankan shalat.

Selesai shalat dan sebelum mengucapkan Mubarak, membagikan zakat, dan menikmati jajan hari raya, umat tidak akan lupa memuji Allah Subhanahu wa ta'ala dengan takbiran "Allahu Akbar", dengan serentak yang diteriakkan berulang-ulang dengan meriang gembira, untuk menyambut hari selepasnya berpuasa, Idulfitri.

Dari berulang-ulang dan pembauran teriakan Allahu Akbar- Allahu Akbar disana-sini, yang menjadikan ini hari raya “Allahu-akbar-an” di Jawa, inilah yang menjadikan hari raya tersebut, "Lebaran".

Menurut catatan Siti Aisy, dalam terbitan Suara Muslim di kapan hari, mengatakan bahwa di Kamus Besar Bahasa Indonesia, "lebaran" ini terdiri dari 3 suku kata dasar, yaitu le+bar+an. Uniknya, kata lebaran ini juga digunakan pada Lebaran Haji, Idul Adha yang merupakan Eid besar, maupun dipergunakan juga dalam Imlek, Lebaran Cina. Maka, tidak khusus untuk Idulfitri, perayaan lepas puasa atau wis bar puasa.

Dengan demikian, asal usul kosakata Lebaran tidak semestinya begitu saja dari "wis bar" atau "lebar".

Kita sering meminjam kata-kata asing yang menjadikan bahasa Jawa, beginilah takbiran Allahu Akbar juga bisa menjadi asal kata Lebaran.

Le: kata muka "le" ini sering terdapat dalam bahasa kita, seperti lemari yang asalnya dari kata Portugis armario, yang menjadi almari, dari lafal Jawa akhirnya dibaca le-mari. Juga nama kecamatan Purworejo di kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang sewaktu di zaman kolonial disebut Alkmaar, dari kebiasaan penduduk setempat disebutlah Lekemar. Tidak heran kata "Allah" juga bisa dipersingkatkan menjadi Lah atau le.

Bar: tentunya bukan sekedar kata selesai atau tamat. Kita di Jawa biasa menyingkatkan kata-kata dalam pembicaraan sehari-hari, contohnya, siji (satu) menjadi Ji, satu porsi tahu pong, menjadi Pong-ji. Tidak heran kata Akbar pun jadilah bar.

An: merupakan imbuhan di belakang kata atau sufiks yang paling khas dalam bahasa Indonesia. Fungsi dari akhiran "--an" pada umumnya untuk membentuk kata benda, namun terdapat dalam beberapa bahasa daerah serta dialek tertentu, terkadang akhiran "-an" ini bisa membentuk kata sifat, dalam hal ini, akhiran -an menyatakan sifat seluruh atau himpunan, akbar-akbar-an.

Dengan demikian, bisa kita menyimpulkan bahwa asal usul kata lebaran adalah Allahu-akbar-an, bukan sekedar dari "lebar", perasaan kelegahan selesainya berpuasa di bulan Ramadhan, malah perasaan sukur dan berbahagia dengan memuliakan wahyu Allah SAT yang mentitahkan sabdaNya kepada Rasulullah SAW ke dalam Al Qur'an, dengan takbiran Allahu Akbar kita memujiNya. Sehingga dari seruan Allahu akbar yang menjadikan asal usul kosakata Le-bar-an di Tanah Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun