Dalam salah satu bukunya sejarahwan Prof Dr Slamet Muljana yang semulanya diterbitkan di tahun 1960'an, "Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara", mencatat sepotong penemuan Mangaradja Onggang Parlindungan dalam bukunya "Tuanku Rao", yang menceritakan, pasca pelayaran Armada Mahmud Shamsuddin Cheng Ho di abad ke-15, Â ada kedatangan dan kegiatan para Sunan Muslim Tionghoa yang membentuk Dewan Kesembilanan, yaitu Wali Songo, mereka dipimpin oleh Sunan Ampel untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Jawa Timur.
Menurut Muljana, untuk bisa meneroboskan dakwah kepada rakyat Hindu Majapahit yang kental dalam kepercaan pada dewa-dewi mereka, para Wali menggunakan segala cara yang merakyat, dan yang mudah bisa dimengerti dan diterimanya, bahwa hanya ada satu Allah yang maha-tunggal. Â
Syarat mutlaknya tentu harus menggunakan bahasa lokal, melalui bahasa Jawa maupun bahasa Urdu, supaya pasal-pasal Al-Qur'an bisa dimengerti dengan mudah oleh penduduk setempat.
Di dalam dakwah mereka pastilah mengajarkan poin penting dalam Al Qur'an sebagai tugas keagamaan. Selain percaya pada wahyu Allah yang tidak berubah dan yang terakhir, juga meminta pengampunan dosa, sering berdoa, membantu orang lain terutama yang membutuhkan, menolak selingkuh dan cinta kekayaan, berakhlak, dan tidak membunuh gadis yang baru lahir.
Tidak lepaslah para Wali juga mengajikan Lima Rukun Islam, yang dirangkum dalam hadis Jibril, yang dianggap tindakan dasar dan wajib orang beriman, dan dasar kehidupan Muslim.
Shahada: La ilaha illa-llahu muhammadun rasulu-llah, iman "Tidak ada Allah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah".
Shalat: berdoa sehari lima kali pada Subuh, Dzuhur, Asr, Maghrib, dan Isha, menjurus ke arah Ka'bah di Mekah, dengan sujud, membungkuk dan duduk dalam posisi khusus.
Zakat: pemberian amal atas dasar kekayaan dan kemampuan, sebagai tanggung jawab setiap Muslim untuk meringankan kesulitan keuangan orang lain, dan berjuang untuk menghilangkan ketidak-setaraan.
Saum: ada 3 jenis puasa dalam Al Qur'an, puasa ritual, puasa taubat, dan puasa pertapa. Berpuasa dimaksudkan untuk memungkinkan umat Islam mencari kedekatan dan pengampunan dari Allah, dan puasa ritual di sepanjang bulan Ramadhan merupakan kewajiban kaum Muslim.
Haji: setiap Muslim yang berbadan sehat diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji, berziarah ke Mekah setidaknya sekali dalam hidupnya. Menjalankan ritual mengelilingi Ka'Bah 7 kali yang disebut Tawaf; menyentuh Hajar Aswad yang disebut Istilam; bepergian antara Gunung Safa dan Gunung Marwah 7 kali yang disebut Sa'yee; dan secara simbolis melempari setan di Mina yang disebut Ramee.
Dalam cara perayaan Idulfitri yang semula dibimbing oleh Sunan Ampel dan sejawatnya, pastilah bedasarkan ke-lima rukun tersebut diatas.