Entah dari kapan krupuk masuk di Indonesia, yang terkenal berada di Sidoarjo, selatannya Surabaya.
Pada umumnya krupuk dari Pasuruan sampai Sidoarjo merupakan usaha peranakan Tionghoa.
Betul, itu krupuk berasal dari Tiongkok yang dibawakan dari daerah di Canton, dan diteruskan oleh peranakan di Jawa Timur.
Menurut cerita yang dari Tiongkok sana, krupuk juga bukan aslinya China sendiri, asalnya dari Siberia, yang sejak dulu kala dibawakan sebagai camilan Imlek.
Di Tiongkok dikenal sebagai kripik giok, yang kemudian mengandung udang, maka juga disebut kripik udang.
Mengapa mengandung udang dan menjadi krupuk udang?
Setelah krupuk yang semula hanya gorengan kripik bahan pati, setelah sampai di Canton yang ditepi lautan, banyak menghasilkan udang, maka dipakailah udang yang berkelebihan dan tidak laku terjual, daripada menjadi busuk dan terbuang.
Inilah asal mula krupuk udang.
Semula produksi krupuk ini berada di kota Dalian, di Timur Laut Tiongkok. Sampai sekarang masih memproduksi besar besaran disana, tetapi sudah tidak mengandung udang.
Dari Canton di Tiongkok selatan, krupuk bukan saja menyebar ke Nusantara, tetapi juga dibawakan orang Canton sejauh ke Lima Peru.
Krupuk yang di Tiongkok berwarna warni, sudah tidak berasa adanya udang.
Krupuk di Sidoarjo dan Pasuruan, merupakan aslinya dari Canton yang masih dipertahankan. Hanya saja bukan terbuat dari pati kentang lagi, dan mantap udang dan perasa terasinya.
Makan krupuk di waktu Imlek, itu tradisi asal usulnya.
Menjelang Imlek Tahun Sapi.
Anthony Hocktong Tjio.
Monterey Park, 1-28-2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H