Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cap Go Meh dan Lontongnya

7 Februari 2020   16:12 Diperbarui: 7 Februari 2020   16:29 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman Dinasti Sui, salah satu dinasti singkat yang hanya sepintas 35 tahun (589-618 AD), dengan hanya 2 kaisar Wen Di dan Yang Di. Dalam masa itulah yang menetapkan kebesaran wilayah Tiongkok sebagaimana sekarang ini.

Sui Yang Di yang dalam sejarah dianggap tokoh maharaja yang ganas, selama 14 tahun dalam tahtanya. tidak banyak berdiam diistana di ibukota Chang'an (Xian sekarang). Tidak henti-hentinya memimpin jutaan prajurit pergi kampanye menyerbu bangsa-bangsa disekelilingnya, berhasil memperluas wilajah Tionghoa Sui, sehingga mencakup  Korea Utara di Timur, Vietnam Utara di Selatan, Turkistan Timur yaitu Xinjiang sekarang di Barat, dan ke Utara, Mongolia.

Juga menggerakkan pembangunan saluran air raksasa, Grand Canal, yang menghubungkan ibukota timur Luoyang di Henan sampai ke Beijing sekarang, lalu melanjutkan kanal tersebut ke selatan sampai bergabung dengan Yangtze River. Proyek yang merupakan salah satu terbesar dalam sejarah bangsa Tionghoa ini, telah memakan korban sedidik-didiknya 3 juta pekerja yang membanting tulang siang dan malam, mereka hanya dengan menggunakan serokan dan pacul tangan untuk bisa rampung dalam waktu sesingkat 6 tahun. Setelah rampungnya kanal tersebut, digunakan Yang Di yang megalomania itu untuk membawa puluhan ribu pengikutnya, dalam ribuan kapal  keliling berwisata-kerja meninjau wilajah disekitarnya kanal tersebut, cruising bersenang hati sampai tiba dikediaman dimasa mudanya di Yangzhou, Jiangsu.

Akibatnya, Sui telah mengalami kehabisan penduduknya dan juga kosong keuangan-negaranya, sehingga bangkit dimana-mana pemberontakan petani untuk menggulingkan pemerintahan Sui ini.

Untuk mengaburi mata rakyat dan mengalihkan kegentingan suasana anti-pemerintahan, Kaisar Sui Yang Di memerintahkan mendirikan suatu panggung tinggi dengan ratusan lampion yang terang benderang disudut pintu gerbang utama Duan-men di ibukota Luoyang, Henan. Pada malam ke-15 masa Imlek itu dimeriahkan dengan berbagai pementasan hiburan akrobatik dan pertunjukan sulap kesenangan Yang Di sendiri, disertai nyanyian, tarian dan lain-lainnya, ini dilaksanakan bertepatan dengan hari raya Shang Yuan/Siong Goan, yang menurut ajaran Taois artinya hari pangkal menjelang kemakmuran, karena perayaan itu diselenggarakan pada malam hari (xiao), maka timbullah istilah Yuan Xiao/Goan Siau (malam terang bulan pertama dalam setahun).

Dalam festival tersebut juga disertai penjualan hidangan makanan-makanan setempat disekitar panggung, yang khas di Luoyang saat itu adalah ronde dalam kua, maka dikatakan malam itu juga adalah malam makan ronde. atau "makan yuan xiao", dan ronde itu sekarang juga dinamakan "ronde shang yuan" (siong goan ngi) bermaksud menuju masa depan yang baik.

Peristiwa tersebut merupakan Festival Lampion yang terjadi pada malam terang bulan, Imlik Iet Gue (bulan satu) tanggal Cap Go, yaitu Cap Go Meh tahun 610 AD.

Ronde.

Pada zaman Dinasti Song sekitar 800 tahun yang lalu, tradisi makan ronde dalam kua pada malam Yuan Xiao telah menyebar luas dimasyarakat selatannya Yangtze River, dan "makan yuan xiao" melambangkan harapan orang supaya menjadikan keluarga yang damai dan sejahtera dalam tahun yang baru..

Ronde berasal dari Zhong Yuan (dataran pusat atau China Proper) yaitu daerah Henan disekitar Yellow River, yang kemudian dizaman Song Selatan dibawa ke Selatan kesekitar daerah muara Yangtze River. Ronde disekitar abad 8 Masehi juga dibawa oleh orang Tang-lang, yaitu orang Henan pada jaman Dinasti Tang, yang  migrasi ke Hokkian, kemudian menyebar sampai ke Asia Tenggara dan Nusantara  dimasa Dinasti Qing disekitar abad 18-19.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun