Kemudian baru diketahui bahwa Malaria bersama penyakit demam yang serupa, Demam Kuning (Yellow Fever) dan Demam Berdarah (Dengue Fever), ditularkan oleh gigitan nyamuk yang membawa kumannya. Hanya saja masih belum ada obatnya dipermulaan abad 19 lalu, dari dalil bila penyakit demam harus mengobatinya dengan pendinginan badan, maka upaya mencari cara pendinginan ini menjadi kejaran ilmiah diwaktu itu.
Mengandalkan penemuan orang Skotlandia pada tahun 1748 di Universitas Glasgow, William Cullen, yang prinsipnya dengan pemuaian gas yang pesat bisa mendinginkan, maka prinsip ini dipakai seorang walikota Apalachicola di Florida, dokter John Gorrie yang sedang mencari pengobatan Demam Malaria dan Demam Kuning disana.
Pertama-tama dia memekatkan gas dengan pompa lalu tekanan itu segera dilepaskan supaya dalam sekejap mata gas memuai, maka dia menciptakan mesin bikin es yang pertama di tahun 1851. Diapun dijadikan bapak dari kulkas dan air-con jaman sekarang.
![(gambar dari Museum John Gorrie) | Mesin es batu pertama yang mempergunakan 2 kompresor dan penampungan hasil jadi es di kotak kayu, ciptaan Dr. John Gorrie, 1851. (gambar dari Museum John Gorrie)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-14-gorrie-museum-599e52f75ffe1f388f010092.jpg?t=o&v=555)
Ada sesosok tokoh yang berpengaruh didalam es Shanghai ini, Turpin Hsi (1891-1968), dia adalah cucu dari pendiri bank HSBC (Hong Kong and Shanghai Banking Corporation) kelahiran Shanghai, lulusan teknik penyehatan di MIT (Massachusetts Institute of Technology) pada tahun 1914.
Selama studi di Boston, dia sangat aktip dalam menampilkan kebudayaan Tionghoa kepada masyarakat Amerika disana, saat itu Tiongkok baru saja terbentuk dan Tionghoa baru merdeka dari kekangan sistem feudal yang sudah berlangsung ribuan tahun. Dia bersama kawan-kawan dan saudaranya sendiri mendirikan "Klub Malam China" yang sering mempertunjukkan tunil, musik dan tarian Tionghoa, juga memperkenalkan badminton yang diciptakan di India itu di sana.
Sekembalinya di Shanghai, dia mendirikan pabrik es batu Pelangi pada tahun 1930, dan juga membuka pabrik es krim "Malam China", yang pertama di Tiongkok, ini segera menjadi kesukaan penduduk asing di wilayah konsesi kolonialisme di Tiongkok saat itu.
Sampai hari ini pabrik es Pelangi masih memproduksi es batu untuk kebutuhan Shanghai, dan es krim Malam China pernah diromantiskan oleh pasukan Jepang dalam sebuah lagu pada tahun 1938, juga dipakai buat judul satu film Jepang di tahun 1940, "Shina no Yoru".
![(gambar diaoxulin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-9-diaoxulin-rainbow-night-ice-factory-599e535c9178b21aec31b432.jpg?t=o&v=555)
![(gambar diaoxulin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-10-599e538191f77b3bde277713.jpg?t=o&v=555)
![(gambar diaoxulin) | Pabrik es Pelangi di Shanghai hari ini. (gambar diaoxulin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-11-599e53a491f77b3af20fdab2.jpg?t=o&v=555)
Depot Es Guan Sheng Yuan ini menyuguhkan kreasi serutan es yang bagaikan pelangi, dihiasi dengan kacang merah, cincau, gudir dan buah-buahan, ini segera menjadi budaya pencuci mulut di Shanghai, maka dari sinilah resmi terlahirnya Es Shanghai pada tahun 1934.
![(gambar mingpao) | Depot es Guan Sheng Yuan di Nanjing Lu, Shanghai, 1934. (gambar mingpao)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-1-599e53dd46b8d720c776e442.jpg?t=o&v=555)
![(gambar baidu) | Depot es Guan Sheng Yuan di Nanjing Lu, Shanghai, 1934. (gambar baidu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-22-599e54035ffe1f391b418422.jpg?t=o&v=555)
![(gambar cilegon) Alat es pasah klasik. (gambar cilegon)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-8-cilegon-599e54ada71d440958125e12.jpg?t=o&v=555)
![(dokumen pribadi) Es campur pelangi asli di Shanghai sekarang. (dokumen pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-4-599e54e5f0f7905e7b627702.jpg?t=o&v=555)
Sewaktu panas-panasnya beberapa hari lalu, bisa menikmati es Shanghai yang disediakan di Monterey Park sini, sungguh menyegarkan awak.
![(Anthony Hocktong Tjio)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-17-599e551ca71d440e0375de22.jpg?t=o&v=555)
![(Anthony Hocktong Tjio)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-16-599e553546b8d7278e50d1b2.jpg?t=o&v=555)
![(Anthony Hocktong Tjio)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-15-599e554b9178b22739104972.jpg?t=o&v=555)
![(Anthony Hocktong Tjio) | Es Shanghai di bazaar St Stephen Martyr, Monterey Park, 20 Agustus 2017.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/es-18-599e5566ab12ae3fd3084f12.jpg?t=o&v=555)