Dalam kenyataannya ada bukti bahwa gerakan ke-2 dan ke-3 konser piano itu juga kemudian harus disempurnakan oleh orang lain.
Meluas dikabarkan Mozart menulis misa arwah untuk persediaan kematian dirinya (Requiem), ini sukar bisa dipercaya. Dia seorang yang bi-polar tidak mungkin bisa meramalkan bakal mati di usia masih muda, sehingga tidak ada alasan untuk mempersiapkan kematiannya sendiri.
Meskipun dia sudah sering sakit dan menyukarkan kegiatan pertunjukan konsernya, tetapi masih tidak terputus menulis karya musik yang besar selama 3 tahun sebelum akhir hayatnya, salah satunya yaitu konser piano Pemahkotaan tersebut, satu lagi yang terakhir nomor 27 dan beberapa karya tunil operanya yang ternama, dan begitu rupa terus menulis musiknya sampai beberapa saat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Sedangkan 2 dari 3 bagian tulisan asli dari Mozart itu masih juga dalam taraf rancangan saja terus dia mati, maka istrinya lantas diam-diam memperkerjakan temannya yang bernama Franz Xaver Sussmayer untuk meneruskan komposisinya sampai selesai, supaya mendapat ansuran pembayaran terakhir dari bangsawan yang membelinya itu, maka karya rampung Requiem Mozart itu sebetulnya hampir keseluruhannya adalah ciptaan Sussmayer dibelakang layar, dan baru bisa diserahkan kepada pembelinya setahun berikut kematiannya Mozart.
Kabar Mozart menulis Requiem untuk kematiannya sendiri itu adalah hoaks.
***
Referensi:
Wolfgang Amadeus Mozart, Hans Mersmann (translator): Letters of Wolfgang Amadeus Mozart. (1928, republished 2016) Dover Publications.
Mitsuko Uchida: Mozart - Piano Concerto No. 26
 ---
Oleh: Anthony Hocktong Tjio.
Monterey Park, CA. 17 Juli 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H