Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mie dan Sejarahnya

16 Desember 2016   04:39 Diperbarui: 27 September 2017   11:10 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie Yang-jun Taiwan. (foto AH Tjio)

(gambar dari Xinhua)
(gambar dari Xinhua)
Gambar mie tertua yang diketemukan didesa Lajia, Gansu, Tiongkok. (gambar dari Xinhua)
Gambar mie tertua yang diketemukan didesa Lajia, Gansu, Tiongkok. (gambar dari Xinhua)
Marco Polo mungkin juga membawa mie dalam bekal pulangnya dari Tiongkok diabad 13. Dia tidak menceritakan hal itu dalam bukunya. Kenyataannya pasta seperti maccheroni dan vermicelli sudah merupakan makanan biasa bangsa Etruscana di daerah pertengahan Italia sejak abad ke-4 Masehi, jauh sebelum jaman Marco Polo, maka mereka juga mengira dari sanalah asalnya mie. Dalam segala kenyataan, sesungguhnya itupun kedatangan dari Jalur Sutra sampai di Arab yang melalui Sicilia ke Italia.

Mie terbuat dari gandum, dari situ seharusnya berasalkan dari Timur Tengah maupun Asia Tengah seperti Suriah, Jordan dan Turki, karena dari Iraq bagian timur sanalah yang sudah ada penamanan gandum sejak 9000 tahun lalu.

Dari tanah subur Mesopotamia situlah manusia mulai bisa membuat adonan dari bubuk halus gandum yang sekarang disebut tepung terigu (trigo itu gandum dalam Portugis) yang mempunyai kekenyalan yang bisa ditarik-tarik untuk dibikin mie.

Melalui perantauan manusia dan pertukaran budaya dari jalur perniagaan, sehingga mie dari Persia juga mencapai tujuannya di Tiongkok maupun Italia.

Sekarang mari kita kembali ke Mie Yang-jun. Mie dasar yang sangat sederhana, hanya terbuat dari adonan tepung dan air, karena tanpa telur dan minyak, maka warnanya pucat bagaikan sinar matahari. Mie ini merupakan bentuk mie Suzhou yang kemudian menyebar ke Shanghai dan sekarang populer di Taiwan.

Mie Yang-jun Taiwan. (foto AH Tjio)
Mie Yang-jun Taiwan. (foto AH Tjio)
Yang-jun (阳春) itu artinya “kehangatan matahari dipermulaan musim Semi” yang kehangatannya juga bisa dirasakan diwaktu musim Gugur dibulan ke-10 Imlik, dari situ bulan 10 itu juga disebut bulan Yang-jun.

Sewaktu Tiongkok didalam segala kesukaran dimasa pecah belah, mie putih dalam air tawar itu seharga 10 sen semangkok di Shanghai, dari angka 10 itu juga, maka mie tersebut di-romantis-kan dengan penamaan “Mie Yang-jun” oleh khalayak miskin.

Ternyata mie yang-jun terbawa oleh Tionghoa yang merantau di Nusantara, dijual dengan gerobak dorongan sambil memukul sepotong bambu kecil yang mengeluarkan bunyi “tok” “tok” “tok”, dari situ juga Tionghoa pendatang baru mendapatkan julukan, Cina Totok.

Dari anak Tionghoa Totok yang menceritakan ini mengucapkan: Selamat Tahun Baru 2017.

Oleh: Anthony Hocktong Tjio.
Monterey Park, CA. 15 Desember 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun