Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Makan Kue Lumpur di Waktu Natal

9 Desember 2016   08:20 Diperbarui: 9 Desember 2016   20:22 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa puluh tahun lalu, masih banyak itu kue lumpur disajikan bibi jualan kue yang berkelilingan. Dulu kue-kue itu adalah jajan nyonya, dengan semakin lenyapnya nyonya-nyonya, sekarang bibi jualan kue itu sudah tidak ada lagi, maupun kue lumpurnya juga dimana-mana tidak mudah didapatkan.

Kue lumpur yang kuning dengan permukaan sedikit kegosongan, lunak harum dan manis dengan adanya satu biji kismis ditengah permukaannya, masih mengesankan sebagai kesenangan masa kanak-kanak, sehingga merupakan salah satu yang dicari setiap berkesempatan pulang ke Surabaya.

Walaupun kue lumpur adalah jajan nyonya, itu peninggalan jaman kolonial Belanda. Ternyata aslinya bukan dari Belanda, tempat kelahirannya memang berada di Pelabuhan Belem, Lisbon, Portugal.

Mengapa dinamakan kue “lumpur” yang tidak berupa lumpur itu kurang jelas, bisa jadi kedatangan kue itu setelah Portugis memperkenalkannya di Semenanjung Malaya sehingga mendapatkan nama seperti begitu dari Nyonya peranakan Tionghoa disana.

Asalnya kue lumpur itu adalah jajan sajian biarawati dari Mosteiro dos Jeronimos (Hieronymites Monastery) di Belem sewaktu Natal. Belem adalah bahasa Portugis untuk Bethlehem di Israel, yang disana Isa Almasih dilahirkan pada Hari Natal, maka kue yang dibikin untuk merayakannya itu juga dinamakan Pasteis de Nata (pastel natal).

Kue lumpur yang resepnya terdiri dari telur, gula, tepung dan air santan itu adalah sejenis jajan telur susu (custard), ceritanya jajan itu sudah dikenal di-Inggris dan Prancis sebagai custard atau croustade sejak jaman Abad Pertengahan (sebelum abad 15 AD), maka entah apakah Pastel Natal di Belem itu kebetulan serupa dengan custard tart tersebut, ataukah sebetulnya biarawati yang berasal dari Inggris atau Prancis yang membawanya ke Biara Jerome, karena Portugal memang pernah berturut-turutan dijajah oleh Prancis dan Inggris juga, hal itu sudah sukar dipastikan.

Gara-gara adanya Revolusi Merdeka dari penjajahan Inggris setelah jatuhnya Napoleon di Prancis yang berlangsung selama 6 tahun sejak 1820, perekonomian pemerintah baru Portugis sekarang tidak lagi mampu menunjang biara-biara yang kebanyakan dinegerinya, sehingga banyak yang dibubarkan begitu saja, dan Biara Jerome di Belem tersebut juga ditutup pada tahun 1834. Untuk mempertahankan penghidupan para mantan biarawan dan biarawati, mulailah mereka berjualan pastel itu disebuah toko kecil didekat biara, begitulah achirnya resep Pastel Natal dibeli oleh seorang Yahudi pengusaha pabrik gula yang terletak dibelakangnya biara itu.

Kemudian khusus untuk pastel natal tersebut dibukakan toko kue disebelahnya biara sejak tahun 1837. Untuk pemasarannya, selain mempergunakan resep asli biarawati, sekarang jajan natal itu diberi mangkok pastel yang mengeripik didasarnya, dengan begini memudahkan pembuatannya dan juga gampang pengemasannya.

Sampai sekarang sudah hampir 200 tahun toko kue Antiga Confeitaria de Belem atau lebih dikenal Caza Pasteis de Belem yang diteruskan oleh keturunannya masih sangat laris. Sedikitnya membikin 10,000 biji pastel Belem tersebut untuk memenuhi permintaan pengunjung setiap harinya. Sebijinya 1,05 Euro, antrinya panjang sekali.

Katanya resep asli Pastel Natal atau yang sekarang dikenal Pastel Belem itu dijaga ketat rahasianya, sehingga sampai jaman ini tidak lebih dari 6 orang Caza Pasteis de Belem yang pernah mengetahuinya, tetapi hampir dimana-mana bisa juga didapatkan pastel yang serupa di Lisbon itu, selain di Brazil juga di Macau Tiongkok yang pernah dijajah Portugis. Semua ini berkemungkinan dibawakan oleh mantan biarawan-biarawati asal Belem yang telah menyebar kedunia lusosphere (bagian dunia yang terkait dengan budaya dan bahasa Portugis).

Namun Portugis menuduh seorang Inggris telah mencuri resepnya dan dibawa pulang, kemudian tiba di Hong Kong jajahan Inggris pada tahun 1930an. Kenyataannya yang di Hong Kong itu adalah pengaruh dari yang ada di Macau, yang hanya terletak berhadapan diseberang Sungai Pearl River.

Yang di Hong Kong itu, dinamakan Dan-tart atau Dan-ta (蛋挞, dan berarti telur), sebenarnya penamaan dan-tart (dan-ta) ini berasal dari kata D’Nata. Disini resepnya dipersederhana sehingga rasanya pun tidak seenak kue lumpur, tetapi ini yang malah sudah menyebar keseluruh dunia karena dibawakan diaspora Tionghoa Hong Kong sejak tahun 1950an. Sekarang telah menjadi kebudayaan jajan Tionghoa yang biasanya dihidangkan sebagai dim-sum dimana-mana. Katanya yang paling ternama adalah dan-tart Toko Kue Tai Cheong di Central District Hong Kong sejak tahun 1954.

Pada tahun 1990, Macau masih dibawah pemerintahan Portugis, disana ada seorang Inggris Andrew ‘Lord’ Stow (1955-2006) membuka toko kue yang menyajikan pastel serupa di-Belem dan menamakannya “Pu Tart”, yang artinya tart Portugis (葡挞). Menurut dia Pu-tartnya adalah hasil penyelidikannya sendiri, dari membaurkan Pastel Belem Portugis dan egg custard Inggris sewaktu merayakan hari ulang tahun putrinya, Audrey, ditahun itu, tetapi menurut cerita dari Lisbon, dia juga dianggap mencuri resep dari Belem. Sekarang toko kuenya telah menyebar dimana-mana sampai juga di-Hong Kong, Korea, Jepang dan Filipina, dan Pu-tart tersebut juga sudah masuk menu camilan KFC (Kentucky Fried Chicken) di Tiongkok, Hong Kong dan Macau. Istrinya, Margaret Wong, juga membuka Margaret’s Café e Nata di Macau yang mendatangkan turis untuk berbaris antri seperti di Caza Pasteis de Belem.

Beberapa tahun ini ada warung kue lumpur terletak di Jalan Hang Tuah, Sidoarjo. Resepnya tentu adalah rahasia Bu Lilik, pendiri Kue Lumpur “Muda Mudi” tersebut, tetapi pembikinannya digelar didepan warungnya yang bisa kita saksikan sebagaimana aslinya Kue Natal dibuat di Belem dulu itu. Disitu larisnya juga tidak kalah dengan yang di Belem, Hong Kong maupun Macau.

Tidak ada kue lumpur disini, hanya Dan-tart Hong Kong dan Pu-tart Macau yang setiap waktu bisa didapatkan di Los Angeles, yang lumayan adalah yang dari Kee Wah Bakery, tetapi itu juga masih tidak bisa menggantikan enaknya kue lumpur.

Pasteis de Nata diciptakan di Biara Jerome yang kemudian dijual sebagai Pastel Belem di Lisbon, dan sekarang modifikasinya seperti Dan-tart dan Pu-tart telah menyebar keseantero dunia, nyata Kue Lumpur merupakan bentuk aslinya Pastel Natal dari Belem tersebut. Kue itu dari semula adalah suguhan Hari Natal yang sekarang sudah merupakan jajan sehari-hari, layak diwaktu merayakan Hari Natal juga makanlah Kue Lumpur.

 Monterey Park, CA. 7 Desember 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun