Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiong Ciu Pia

15 September 2016   13:47 Diperbarui: 15 September 2016   14:37 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sewaktu Tartar Mongol menguasai Tiongkok, melaksanakan segala tindakan keras dan kejam untuk menekan bangsa Han Tionghoa, mempergunakan bangsa dan keturunan  Persia dan Yahudi untuk memerintah Tionghoa, dan merampas segala benda besi seperti pisau maupun kuali dari rakyat untuk mencegah pembuatan senjata tajam untuk pemberontakan. 

Dikarenakan Tartar Mongol dan Muslim Persia itu kebetulan pantang makan Tiong Ciu Pia yang tidak halal, pada waktu itu, maka atas penasehat Liu Bo-wen kepada pemimpin revolusi Ming (Manichaeisme), Zhu Yuan-zhang untuk mempergunakan perayaan Tiong Ciu tahun itu menggolakkan revolusinya, dengan menyebarkan sepotong kertas dengan tulisan “pada tanggal 15 bulan 8 kita bunuh Tartar” yang diselipkan dalam isi pia, dan pada malam Tiong Ciu tersebut terjadi revolusi bambu runcing yang terus membara sehingga bisa mengusir Tartar Mongol, dan terbentuklah Dinasti Ming. 

Kebenarannya cerita pergerakan propaganda isi Tiong Ciu Pia tersebut sudah disangsikan pernah terjadi, tetapi legendanya menerus, dari pengisian potongan kertas propaganda, sekarang digantikan dengan isi satu sampai empat kuning telor asin yang melambangkan terang bulan didalam Tiong Ciu Pia.

Sejak dijaman Ming ini pola Tiong Ciu Pia berkembang aneka ragam disetiap daerah di Tiongkok, dan dikaitkan dengan legenda Dewi Rembulan Chang’e melayang ke Bulan.

Tiong Ciu Phia pola asli Suzhou. (gambar dari www.tuwenba.com)
Tiong Ciu Phia pola asli Suzhou. (gambar dari www.tuwenba.com)
Tiong Ciu Pia yang asli itu adalah berkulit tepung putih tebal yang sampai sekarang disebut pia pola Suzhou, yang dibawa Tanglang dari Hokkian ke Nusantara, dan yang sekarang ini masih bisa didapatkan dengan berbagai selera Nusantara isi ananas, coklat, keju, durian dan lain-lain di Indonesia maupun di Malaysia.

Mooncake pola Kanton dengan isi biji teratai dan kuning telur asin. (gambar dari sinhalese.cri.cn)
Mooncake pola Kanton dengan isi biji teratai dan kuning telur asin. (gambar dari sinhalese.cri.cn)
Sejak orang Kanton menyebar jauh kedunia Barat melalui Hong Kong diabad lalu, mereka juga membawa Tiong Ciu Pia pola Kanton yang lebih indah, berkulit tipis kekuningan yang di-‘tok’ dengan cetakan berukiran, isi kacang merah atau biji teratai dengan 1 sampai 4 butir kuning telur asin didalamnya yang lebih menyesuaikan selera diaspora Tionghoa dimana-mana.

Mooncake kreasi baru, Isabelle Beamy Moon, Taiwan. (gambar dari AH Tjio)
Mooncake kreasi baru, Isabelle Beamy Moon, Taiwan. (gambar dari AH Tjio)
Banyak kreasi baru dari Jepang, Taiwan maupun Hong Kong dengan pola Icy Mooncake yang berwarna warni dan berbagai bentuk modern, berisi manisan maupun ice cream.

Foto: AH Tjio.
Foto: AH Tjio.
Yang terachir ini Golden Pig Mooncake ciptaan Malaysia, berbentuk babi lambang rejeki, tetapi seperti semua pia zaman sekarang, pada umumnya terbuat dari bahan yang halal dan layak dimakan.

Dari permulaan abad ini, setiap tahunnya ada kecendrungan berlomba membuat mooncake terbesar didunia, sejak yang di Toronto, Canada seberat 2,28 ton tercatat di Guinness Book of Record pada tahun 2001, tetapi masih belum ada yang mengalahkan yang satu di Shenyang, Tiongkok seberat 13 ton ditahun 2007. Terachir, juara tahun ini dimenangkan oleh pembuatan sebesar 2,4 meter di kota Kunming, Yunnan pada tanggal 4 September 2016.

Sudah menjadi budaya Tionghoa, Tiong Ciu Pia bersama bacang dan ronde merupakan hidangan yang tidak bisa dikurangi dalam perayaan Imlik setiap tahunnya. Pia tersebut ternyata jang paling disukai, selain lezat rasanya juga karena yang berbentuk bulat itu bukan sekedar merupakan rembulan tetapi melambangkan kesempurnaan dan persatuan dalam keluarga. 

Bila menikmati Tiong Ciu pia nanti malam, berkumpullah membagi-bagikan potongan pia dengan memandang terang bulan dilangit, sambil bersukur atas kebahagiaan sekeluarga, juga mendoakan kerukunan bangsa dan perdamaian dunia. Alhamdullilah.

Oleh: Anthony Hocktong Tjio.

Monterey Park, Tiong Ciu, 15 September 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun