Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiong Ciu Pia

15 September 2016   13:47 Diperbarui: 15 September 2016   14:37 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini, tanggal 15 September 2016, kalangan Tionghoa merayakan malam terang bulan dimusim Rontok sambil beramai-ramai menyamil kue Tiong Ciu Pia.

Disini ceritanya:

Bulan 8 Imlik merupakan bulan kedua musim rontoknya Tionghoa, yang berarti dipertengahan “Tiong” dalam musim rontok “Ciu”, disaat itu rembulan sangat mendekati bumi sehingga lebih besar kelihatannya dan diwaktu purnama pada tanggal 15 bulan 8 itu lebih cerah pancaran sinarnya. 

Berhubung juga bersamaan dengan masa panen bagi negara kemasyarakatan tani seperti Tiongkok, maka Tionghoa dimalam ini pada merayakan kelimpahan panen sebagai Mid Autumn Festival, atau Moon Festival, bulan purnama yang sangat meriah. Sebetulnya malam bulan purnama itu jatuh pada tanggal 16 esok malamnya yang disebut “August Moon”.

Dasar dalam budaya Tionghoa selalu ada makanan tertentu yang dikaitkan dengan setiap hari raya, maka Tiong Ciu ada pia, yaitu hidangan kue berbentuk bulan disebut kue bulan atau mooncake, karena itu Tiong Ciu sering juga disebut Mooncake Festival.

Dalam catatan,  sejauh 3000 tahun lalu sudah ada itu pia di Tiongkok, yang merupakan suatu hidangan persembahan kepada dewa Taoisme Wen Zhong, yaitu maneger urusan petir, dengan sesajian kue kecil yang disebut pia.

Pia asalnya dari Suzhou, Su Phia, Pia Suzhou. (gambar dari Baike)
Pia asalnya dari Suzhou, Su Phia, Pia Suzhou. (gambar dari Baike)
Tempat kelahiran pia itu didaerah Suzhou baratnya Shanghai, dibikin dari kulit tepung putih polos diisi memanisan, dibentuk bola seperti onde-onde lalu dipenyek menjadi lempingan yaitu 'bing' dalam Mandarin dan phia dalam lafal Hokkian. 

Semula pia itu berbentuk kecil sebagai camilan, kemudian ditamburi biji wijen dipermukaannya. Wijen adalah pemasukan dari Persia sejak terbukanya Jalur Sutra dizaman Han 2000 tahun lalu, maka pia mulai mempunyai nama yang disebut Hu bing. Hu adalah julukan bagi orang Persia yang berkumis lebat, maka pia sekarang dinamakan pia kumis. Hu bing atau Ho-pia ini masih banyak didapatkan di Malaysia, pia isi gula Jawa. 

Hingga suatu ketika dizaman Dinasti Tang, sewaktu Kaisar Xuan Zong (712-756 M) mengamati permaisuri agung kesayangannya Yang Gui-fei memandang terang bulan dilangit sambil menyamil hu bing atau pia kumis, merasa nama pia itu tidak layak dalam nuansa yang romantis tersebut, segera mengganti- namakan pia itu Yue Bing “phia rembulan”. 

Seratus tahun kemudian diwaktu Kaisar Tang Xi Zong (873-888 M) bertahta, dalam perjamuan suatu malam Tiong Ciu diistana, menghadiahkan pia rembulan tersebut kepada para mahasiswa yang baru saja lulus ujian negara, dari saat itulah terlahirnya Tiong Ciu Pia.

Perayaan Tiong Ciu dengan pia itu sudah merata kesetiap pelosok Tiongkok diwaktu zaman kecermelangan budaya Tionghoa diabad 10, sehingga diceritakan bahwa Tiong Ciu Pia juga pernah diperalatkan dalam propaganda revolusi untuk mengusir Mongol Tartar yang pernah menguasai Tiongkok selama 90 tahun diabad 13. 

Sewaktu Tartar Mongol menguasai Tiongkok, melaksanakan segala tindakan keras dan kejam untuk menekan bangsa Han Tionghoa, mempergunakan bangsa dan keturunan  Persia dan Yahudi untuk memerintah Tionghoa, dan merampas segala benda besi seperti pisau maupun kuali dari rakyat untuk mencegah pembuatan senjata tajam untuk pemberontakan. 

Dikarenakan Tartar Mongol dan Muslim Persia itu kebetulan pantang makan Tiong Ciu Pia yang tidak halal, pada waktu itu, maka atas penasehat Liu Bo-wen kepada pemimpin revolusi Ming (Manichaeisme), Zhu Yuan-zhang untuk mempergunakan perayaan Tiong Ciu tahun itu menggolakkan revolusinya, dengan menyebarkan sepotong kertas dengan tulisan “pada tanggal 15 bulan 8 kita bunuh Tartar” yang diselipkan dalam isi pia, dan pada malam Tiong Ciu tersebut terjadi revolusi bambu runcing yang terus membara sehingga bisa mengusir Tartar Mongol, dan terbentuklah Dinasti Ming. 

Kebenarannya cerita pergerakan propaganda isi Tiong Ciu Pia tersebut sudah disangsikan pernah terjadi, tetapi legendanya menerus, dari pengisian potongan kertas propaganda, sekarang digantikan dengan isi satu sampai empat kuning telor asin yang melambangkan terang bulan didalam Tiong Ciu Pia.

Sejak dijaman Ming ini pola Tiong Ciu Pia berkembang aneka ragam disetiap daerah di Tiongkok, dan dikaitkan dengan legenda Dewi Rembulan Chang’e melayang ke Bulan.

Tiong Ciu Phia pola asli Suzhou. (gambar dari www.tuwenba.com)
Tiong Ciu Phia pola asli Suzhou. (gambar dari www.tuwenba.com)
Tiong Ciu Pia yang asli itu adalah berkulit tepung putih tebal yang sampai sekarang disebut pia pola Suzhou, yang dibawa Tanglang dari Hokkian ke Nusantara, dan yang sekarang ini masih bisa didapatkan dengan berbagai selera Nusantara isi ananas, coklat, keju, durian dan lain-lain di Indonesia maupun di Malaysia.

Mooncake pola Kanton dengan isi biji teratai dan kuning telur asin. (gambar dari sinhalese.cri.cn)
Mooncake pola Kanton dengan isi biji teratai dan kuning telur asin. (gambar dari sinhalese.cri.cn)
Sejak orang Kanton menyebar jauh kedunia Barat melalui Hong Kong diabad lalu, mereka juga membawa Tiong Ciu Pia pola Kanton yang lebih indah, berkulit tipis kekuningan yang di-‘tok’ dengan cetakan berukiran, isi kacang merah atau biji teratai dengan 1 sampai 4 butir kuning telur asin didalamnya yang lebih menyesuaikan selera diaspora Tionghoa dimana-mana.

Mooncake kreasi baru, Isabelle Beamy Moon, Taiwan. (gambar dari AH Tjio)
Mooncake kreasi baru, Isabelle Beamy Moon, Taiwan. (gambar dari AH Tjio)
Banyak kreasi baru dari Jepang, Taiwan maupun Hong Kong dengan pola Icy Mooncake yang berwarna warni dan berbagai bentuk modern, berisi manisan maupun ice cream.

Foto: AH Tjio.
Foto: AH Tjio.
Yang terachir ini Golden Pig Mooncake ciptaan Malaysia, berbentuk babi lambang rejeki, tetapi seperti semua pia zaman sekarang, pada umumnya terbuat dari bahan yang halal dan layak dimakan.

Dari permulaan abad ini, setiap tahunnya ada kecendrungan berlomba membuat mooncake terbesar didunia, sejak yang di Toronto, Canada seberat 2,28 ton tercatat di Guinness Book of Record pada tahun 2001, tetapi masih belum ada yang mengalahkan yang satu di Shenyang, Tiongkok seberat 13 ton ditahun 2007. Terachir, juara tahun ini dimenangkan oleh pembuatan sebesar 2,4 meter di kota Kunming, Yunnan pada tanggal 4 September 2016.

Sudah menjadi budaya Tionghoa, Tiong Ciu Pia bersama bacang dan ronde merupakan hidangan yang tidak bisa dikurangi dalam perayaan Imlik setiap tahunnya. Pia tersebut ternyata jang paling disukai, selain lezat rasanya juga karena yang berbentuk bulat itu bukan sekedar merupakan rembulan tetapi melambangkan kesempurnaan dan persatuan dalam keluarga. 

Bila menikmati Tiong Ciu pia nanti malam, berkumpullah membagi-bagikan potongan pia dengan memandang terang bulan dilangit, sambil bersukur atas kebahagiaan sekeluarga, juga mendoakan kerukunan bangsa dan perdamaian dunia. Alhamdullilah.

Oleh: Anthony Hocktong Tjio.

Monterey Park, Tiong Ciu, 15 September 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun