Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Batu Peringatan Kuburan yang Mengutuk di Semarang

15 September 2016   02:57 Diperbarui: 15 September 2016   03:18 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian kami tegaskan disini dengan batu peringatan ini. Selain itu juga meninggalkan pesan bagi keturunan kita disepanjang masa, meskipun dikemudian hari barang siapa yang memahami ajaran basi dari Keng Cun (Jing Chun)  , ataupun yang mengatakan bakal ada Dewa Besar yang mengendarai kuda sembrani turun untuk memerintah anak cucu mengutik bangunan kuburan ini sewenangnya, janganlah mempercayainya. Siapa saja bila melanggarnya, bakal tidak diberkati Allah subhanahu wa ta’ala.

Walaupun dikemudian hari ada yang berani merusak kuburan ini dengan kasar dan kejam, asal mematuhi pesan jangan mengikuti kata orang lain, masih boleh dipugar keasalnya kembali. Bila demikian, itu tidak berarti melanggar larangan keras orang tua dan gurunya, melainkan bakal dilimpahi rejeki yang tidak ada batasnya.

Harap diperhatikan dengan saksama.”

Pada bulan 12 tahun Naga, tahun ke-5 Republik Tionghoa (1916).

Ditegakkan oleh: Liem Kik Hong (Lin Ji Huang).

Tidak banyak peninggalan sejarah dari perintis Tionghoa seperti batu prasasti dan kuburan tua yang masih tersisa di Tanah Air kita. Kalau tidak karena kikisan zaman yang sering bergolak anti-Tionghoa, juga kerusakan karena diterlantarkan oleh keturunannya sendiri, seperti yang sering menggusur dan menjual tanahnya untuk pembangunan perumahan diatasnya sekarang.

Untuk yang masih ada seperti yang satu ini di Semarang, alangkah baiknya bila kalangan setempat sudi berdaya upaya melindunginya sebagaimana candi-candi, agar mencegahnya dari kelenyapan budaya Bhinneka Tunggal Ika kita.

Situs peninggalan ini diketemukan oleh Pak Muhammad Yogi Fajri dan diabadikan dalam foto-foto Pak Irawan Raharjo, Semarang.

Oleh: Anthony Hocktong Tjio.

Monterey Park, CA. 12 September 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun