Prabhu Siwa dan Lingga. (foto dari AH Tjio)
Nama Tempat Peninggalan Kejayaan Hindu di Jawa.
Oleh: Anthony Hocktong Tjio.
Dari sejarah, pembentukan bangsa Nusantara memang berasalkan Dravidian dari India Selatan, keturunan merekalah yang boleh dikatakan orang Indonesia yang tulen, walaupun Cina, Arab, Persia dan Eropah juga mengambil bagian kecil dalam pembentukan bangsa.
Dari Tamil itulah yang membawakan pengaruh kental dalam bahasa dan kebudayaan Bangsa Indonesia sekarang, walaupun juga sedikit pengaruh Cina, Arab, Persia dan Eropah yang menyisipkan agama dan kuliner dalam kehidupan sehari-hari disekarang Indonesia.
Dari dasar itu mengapalah penamaan kerajaan, penamaan slogan pemerintahan, penamaan universitas negeri, penamaan kesatuan angkatan bersenjata, penamaan banyak tempat-tempat dan orang-orang di Jawa, dan penamaan Nusantara sendiri adalah kata Sanskrita Tamil dari India Selatan, karena disanalah tanah leluhur sebagian besar Bangsa Indonesia sekarang.
Puluhan ribu tahun lalu, Nusantara pernah kedatangan orang dari India asal Afrika yang berkulit hitam yang melangkahkan kaki mereka sampai sejauh ke Australia, sedangkan apakah orang semula itu membawakan kebudayaan di Nusantara dari Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara sebelum melanjutkan ke Australia itu sudah tidak jelas, tetapi di Australia sana tidak terdapat tanda-tanda perkembangan kebudayaan mereka sampai di keturunannya sekarang. Mereka yang sampai menetap di Nusantara itu mungkin sudah berbiak dan berbudaya, tetapi karena ada satu kejadian yang dahsyat dalam pembentukan Danau Toba di Sumatra Utara, ini hampir memusnahkan dunia, dan yang pasti, itu menimpa Nusantara bersama India, yaitu dari letusan gunung berapi Toba sekitar 70,000 tahun lalu, maka lenyaplah semua orang penduduk phase pertama di Nusantara.
Dari penemuan pakar anthropology Tamil yang dilaporkan National Geographic tahun lalu, membuktikan adanya orang yang sudah berkembang biak ribuan tahun di Australia tadi itu kembali ke India, dan mereka yang menjadikan orang Dravidian yaitu Tamil India sampai sekarang. Tentu juga mereka dari Australia utara melintasi Nusantara lagi, melalui Nusa Tenggara ke Jawa baru terus ke India dalam perjalanan kembalinya. Ada peninggalan seperti reruntuhan yang berusia puluhan tahun diatas Gunung Padang di Jawa Barat semestinya merupaka bukti mereka orang penduduk phase kedua di Nusantara.
Mereka yang berupa pribumi phase kedua ini bisa jadi telah musnah juga yang disebabkan dari berbagai hal yang mempengaruhi dalam evolusi manusia. Dari asalnya mereka itu tidak mungkin dalam jumlah yang banyak yang berada di Nusantara semula, dan kemudian lebih menipis jumlahnya dari penyebaran kewilayah disekitarnya dan yang meneruskan perjalanannya sampai mencapai kembali di India. Yang tersisa di Nusantara juga bisa terus tertimpa unsur jahat yang mengikis perkembang-biakan mereka, seperti kena bencana alam dan kelaparan, kena penyakit hama, tewas karena bahaya kehidupan mengembara dan berburu, atau dari pertarungan antar suku.
Disekitar 4000 tahun lalu ada suku Cina Selatan yang melintasi Selat Taiwan, dari Taiwan terus menyebar dan menghuni Filipina, Sulawesi, Kalimantan yang sepanjang 2000 tahunan menjadikan orang pendatang phase ketiga di Nusantara. Keturunan mereka itu masih jelas berada dimana-mana, walaupun sebangsa tetapi bukan merupakan Tionghoa pendatang baru beberapa ratus belakangan ini.