Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Titik Tengah Benua Asia

22 September 2014   02:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:00 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

TITIKTENGAHBENUAASIA

Oleh: Anthony Hocktong Tjio / Diaspora Indonesia.

Kita semua berada diatas benua yang terbesar didunia, Asia. Benua yang menghuni 60% dari seluruh manusia, yang meliputi 30% dari permukaan daratan bumi, dan dibagi dalam 50 negara yang berdaulat (dahulunya 49, sekarang tambah Timor Timur). Asia membentang dari Turki dibarat sampai Jepang ditimur, dari Russia diutara sampai diselatan, Negara Kesatuan Republik Indonesia kita sendiri.

Merupakan suatu ilmu geologis untuk menetapkan titik tengah geografis kota, negara maupun benua. Atas kerjasama dari kumpulan ahli geologis international dengan Akademisi Sain Tiongkok, yang mempergunakan peralatan ilmiah yang canggih pada waktunya, pada bulan Juli 1992 berhasil menetapkan koordinat Titik Tengah Geografis Benua Asia pada garis bujur 87*19’52” dan garis lintang 43*40’37” , yang mana titik tersebut terletak di-Tiongkok bagian barat, di dusun Bao-jia-cao-ji, kecamatan Yongfeng, yaitu 26 Km dibarat daya ibukota Xinjiang, Daerah Otonomus Uyghur, Urumqi.

Titik mata burung merah menunjukkan letak Titik Tengah Benua Asia pada tanda masuk (peta Tiongkok merah dalam peta Asia biru). (foto:AH Tjio)

Urumqi merupakan titik tolak tour Jalur Sutra, tetapi dalam jadwal perjalanan tour tidak ada yang mengunjungi Titik Tengah Benua Asia tersebut, karena katanya “tidak ada apa-apa kecuali satu monumen saja disitu”, lagi pula tidak ada kendaraan umum yang menuju kesana pada saat ini, maka bila mau kesana, harus pergi sendiri dengan memakai kendaraan taxi atau mobil cateran, yang mudah dicari disana dan juga tidak mahal.

Stasiun KA Urumqi dan penduduk suku Muslim Uyghur.(foto:AH Tjio)

Sekitar 10 Km dari Stasiun KA Urumqi dengan taxi menuju keselatan, tiba dipasar ditepi jalan raya Kecamatan Yongfeng, dari sini terus belok kekanan mengambil jalanan desa menjurus kebarat, yang disepanjang jalan hanya terlihat bumi tandus yang sangat luas tetapi kosong tanpa sesosok manusia, setelah sekitar 15 Km perjalanan dari Yongfeng, baru kelihatan ada tanda tunjuk jalan ketujuan kita, dan disana juga ada banyak bekas gardu asap yang tersebar dibukit-bukit yang merupakan peninggalan pos jaga pasukan dari jaman Dinasti Han, dimana jendral-jendral besar Li Guang, Wei Qing dan Huo Qu-bing pernah berperang puluhan tahun mempertahankan Han melawan serangan bangsa Hun disekitar sini, lebih dari 2000 tahun yang lalu.

Tanda tunjuk jalan ke Titik Tengah Benua Asia.

(foto:AH Tjio)

Peninggalan gardu asap jaman Han diatas bukit.(foto:AH Tjio)

Kemudian jalannya menanjak bukit yang berliku kira-kira sekilo-meter dan tibalah digerbang masuk, dari sini kita masih harus berjalan kaki kedalam kira-kira 1 Km lagi. Jalan yang menuju lapangan itu lebar dan lurus dengan hiasan ukiran-ukiran batu monumen sejarah sepanjang Jalur Sutra dikedua sisinya. Diujung jalan tiba pada lapangan yang namanya tertulis diatas lantai dengan 8 aksara Tionghoa berukuran besar dan berwarna merah, disebutnya “Taman Perdamaian Pusat Asia“, dan ada tanda “ Geographic Center of Asia Continent” disamping kanan didepan lapangan tersebut, dari situ bisa kelihatan sebuah tugu yang tegak dikejauhan, itulah tujuan kunjungan ini, Titik Pusat Geografis Benua Asia.

Dikedua sisi jalan masuk Lapangan Perdamaian yang dihiasi ukiran batu monumen Jalur Sutra.(foto:AH Tjio)

Tugu Monumen Lapangan Perdamaian Pusat Asia.(foto:AH Tjio)

Berdiri tepat di Titik Tengah Geografis Benua Asia. (foto:AH Tjio).

Tugu Monumen berkaki tiga berupa huruf “A” menjunjung bola dunia yang tampaknya kecil dari kejauhan, ternyata besar dan tinggi ukurannya, danseluruhnya terbuat dari metal alloy berdiri dipermukaan platform batu granit yang licin tetapi bersih. Tugu yang berdiri disana sekarang ini rupa-rupanya telah menggantikan yang ada disana sebelumnya, karena yang sekarang ini berbeda dengan digambar foto yang terdapat di Google. Yang dulu ada terlihat semacam pendulum dengan kepala panah yang menunjuk ketitik tengah benua dibagian dalam tugu, dan yang sekarang ini, hanya ada satu kolum silinder setinggi setengah badan yang diletakkan sebagai patok Titik Tengah Geografis Benua Asia. Disekitarnya ada monumen prasasti negara Asia yang berbentuk kubus tersusun yang melingkari lapangan, setiap negara Asia didirikan satu monumen.

Monumen-monumen prasasti negara Asia yang mengelilingi Tugu di Lapangan Perdamaian.(foto:AH Tjio)

Prasasti Negara Asia, Indonesia didampingi Tiongkok, yang mengelilingi Tugu.(foto:AH Tjio)

Ada juga monumen titik pusat Asia lain yang didirikan di Tos-Bulak, dekat Kota “Merah” Kyzyl, ibukota Republik Tuva di-Russia, beberapa ratus kilometer ditimur-laut Urumqi. Walaupun telah dipersengketakan ketepatannya, namun monumen yang tertulis “Central of Asia” dalam tiga bahasa Inggris, Russia dan Tuvan tersebut, sekali ditegakkan tidak akan diturunkan lagi, sampai sekarang.

Monumen “Central of Asia” di Kyzyl, Tuva.

Projek kota Pusat Asia yang sedang dibangun di Urumqi.(foto:AH Tjio)

Pada waktu mengunjungi Titik Pusat Geografis Benua Asia di-Urumqi ditahun 2012, ditengah jalan dekat sana sedang ada pembangunan raksasa, ada puluhan truk-truk besar yang sibuk keluar masuk kawasan projek. Disana sedang mendirikan “Pusat Asia” yaitu satu kota kecil yang modern yang akan muncul dari atas permukaan bumi tandus ini, juga akan dibangun jalan toll langsung ke Urumqi. Sementara itu masih tertutup untuk kunjungan umum. Selama sepuluh tahun terachir ini, pembangunan semacam itu telah terjadi dibeberapa kota di Tiongkok, yang sering dijuluki sebagai pembangunan “kota hantu” oleh reportase Barat, ternyata kota-kota hantu tersebut satu persatu merupakan CBD, central business district atau jantung keuangan kota yang sangat makmur jadinya. Satu contoh kota hantu yang terdekat dengan Hong Kong, di Qian-hai Shenzhen, pada saat ini sedang dibangun distrik pusat keuangan yang bakal mengimbangi Wall Street New York, yang diharapkan bisa melampaui Shanghai maupun Hong Kong dikemudian hari di Tiongkok. Tiongkok tidak lagi hanya membangun jalan toll, jembatan gantung, kereta kecepatan tinggi, sekarang membangun kota kecil.

Monterey Park, 17 September 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun