Kemudian jalannya menanjak bukit yang berliku kira-kira sekilo-meter dan tibalah digerbang masuk, dari sini kita masih harus berjalan kaki kedalam kira-kira 1 Km lagi. Jalan yang menuju lapangan itu lebar dan lurus dengan hiasan ukiran-ukiran batu monumen sejarah sepanjang Jalur Sutra dikedua sisinya. Diujung jalan tiba pada lapangan yang namanya tertulis diatas lantai dengan 8 aksara Tionghoa berukuran besar dan berwarna merah, disebutnya “Taman Perdamaian Pusat Asia“, dan ada tanda “ Geographic Center of Asia Continent” disamping kanan didepan lapangan tersebut, dari situ bisa kelihatan sebuah tugu yang tegak dikejauhan, itulah tujuan kunjungan ini, Titik Pusat Geografis Benua Asia.
Dikedua sisi jalan masuk Lapangan Perdamaian yang dihiasi ukiran batu monumen Jalur Sutra.(foto:AH Tjio)
Tugu Monumen Lapangan Perdamaian Pusat Asia.(foto:AH Tjio)
Berdiri tepat di Titik Tengah Geografis Benua Asia. (foto:AH Tjio).
Tugu Monumen berkaki tiga berupa huruf “A” menjunjung bola dunia yang tampaknya kecil dari kejauhan, ternyata besar dan tinggi ukurannya, danseluruhnya terbuat dari metal alloy berdiri dipermukaan platform batu granit yang licin tetapi bersih. Tugu yang berdiri disana sekarang ini rupa-rupanya telah menggantikan yang ada disana sebelumnya, karena yang sekarang ini berbeda dengan digambar foto yang terdapat di Google. Yang dulu ada terlihat semacam pendulum dengan kepala panah yang menunjuk ketitik tengah benua dibagian dalam tugu, dan yang sekarang ini, hanya ada satu kolum silinder setinggi setengah badan yang diletakkan sebagai patok Titik Tengah Geografis Benua Asia. Disekitarnya ada monumen prasasti negara Asia yang berbentuk kubus tersusun yang melingkari lapangan, setiap negara Asia didirikan satu monumen.
Monumen-monumen prasasti negara Asia yang mengelilingi Tugu di Lapangan Perdamaian.(foto:AH Tjio)
Prasasti Negara Asia, Indonesia didampingi Tiongkok, yang mengelilingi Tugu.(foto:AH Tjio)
Ada juga monumen titik pusat Asia lain yang didirikan di Tos-Bulak, dekat Kota “Merah” Kyzyl, ibukota Republik Tuva di-Russia, beberapa ratus kilometer ditimur-laut Urumqi. Walaupun telah dipersengketakan ketepatannya, namun monumen yang tertulis “Central of Asia” dalam tiga bahasa Inggris, Russia dan Tuvan tersebut, sekali ditegakkan tidak akan diturunkan lagi, sampai sekarang.
Monumen “Central of Asia” di Kyzyl, Tuva.
Projek kota Pusat Asia yang sedang dibangun di Urumqi.(foto:AH Tjio)
Pada waktu mengunjungi Titik Pusat Geografis Benua Asia di-Urumqi ditahun 2012, ditengah jalan dekat sana sedang ada pembangunan raksasa, ada puluhan truk-truk besar yang sibuk keluar masuk kawasan projek. Disana sedang mendirikan “Pusat Asia” yaitu satu kota kecil yang modern yang akan muncul dari atas permukaan bumi tandus ini, juga akan dibangun jalan toll langsung ke Urumqi. Sementara itu masih tertutup untuk kunjungan umum. Selama sepuluh tahun terachir ini, pembangunan semacam itu telah terjadi dibeberapa kota di Tiongkok, yang sering dijuluki sebagai pembangunan “kota hantu” oleh reportase Barat, ternyata kota-kota hantu tersebut satu persatu merupakan CBD, central business district atau jantung keuangan kota yang sangat makmur jadinya. Satu contoh kota hantu yang terdekat dengan Hong Kong, di Qian-hai Shenzhen, pada saat ini sedang dibangun distrik pusat keuangan yang bakal mengimbangi Wall Street New York, yang diharapkan bisa melampaui Shanghai maupun Hong Kong dikemudian hari di Tiongkok. Tiongkok tidak lagi hanya membangun jalan toll, jembatan gantung, kereta kecepatan tinggi, sekarang membangun kota kecil.