Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asal Usul Kosa Kata China

22 Mei 2014   00:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:16 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemasyuran ceramik Chang-nan Jiangxi tersebut mendapat perhatian Kaisar Jing-de dari Dinasti Song Selatan (1004-1007) yang kemudian memerintahkan produk ceramik dari situ dilarang untuk diperjual-belikan dipasaran umum maupun diekspor, kecuali esklusif untuk memenuhi kebutuhan istana Song di Hangzhou, apa yang tak terpakai oleh kaisar harus dihancurkan disetempat, dan dengan demikian kota Chang-nan tersebut juga diganti-namakan sebagai ibu kota ceramik Kaisar Jing-de, yaitu Jing-de-zhen sampai sekarang. Kemudian karyawan-karyawan ceramik yang untuk konsumsi rakyat umum dialihkan ke De-hua di Quanzhou Hokkian. Ceramik putih susu chas De-hua tersebut juga dibawa oleh Cheng Ho untuk diekspor dalam pelayarannya ke Lautan Barat, yang kemudian disebut “blanc de chine”. Ceramik dari Tiongkok yang dengan penyimpangan nama dari kota Changnan disebut china, tetapi itu bukan dasar nama China.

Tertulis dalam buku penuturan petualangannya, “The Travel”, ada menyebutkan satu kalimat: “Di-‘China Sea’ terletak 7,448 kepulauan-kepulauan Jepang”, tetapi dalam keseluruhan buku tersebut tetap menyebut Tiongkok sebagai Cathay, hanya kadang kala sebagaimana Mongol menyebutnya Tionghoa sebagai Man-zi. Dengan bukunya ini, Marco Polo memperkenalkan kepada dunia Eropah adanya bangsa berbudaya yang disebut Cathay di Orient. Walaupun sejak itu juga menimbulkan kesangsian apakah benar, Marco Polo pernah travel di Tiongkok dijaman Kublai Khan? Namun dengan bukunya itu, mulai mendatangkan pendeta-pendeta Katholik order Jesuit dari Italia untuk meninjau Cathay di Orient sampai mencampai itu pesisir yang pernah disebutnya China Sea. Dengan demikian, satu kata penyebutan “China Sea” dalam bukunya, Marco Polo dikreditkan sebagai orang Barat pertama yang menyebutkan “China” dalam sejarah. Tetapi orang Portugis Duarte Barbosa yang mengikuti besannya Ferdinand Magellan berlayar sampai terbunuh di Luzon Filipina, juga mencatatkan “China” didalam bukunya “Livro de Duarte Barbosa” (Pustaka Duarte Barbosa) ditahun 1516. Saat itu sudah Dinasti Ming, Tionghoa masih disebut Da-Ming, belum juga disebut China.

Matteo Ricci adalah salah satu pendeta Jesuit Italia yang berdatangan di-Tiongkok, mereka pada umumnya datang melalui Belem Lisbon ke Macau Portugis diabad 16 AD. Seorang sarjana matematika dan ahli penggambar peta, dia menciptakan peta Asia Timur termasuk Tiongkok, Jepang dan Kepulauan Nusantara, dan memperkenalkan untuk pertama kalinya peta dunia waktu itu di Tiongkok yang dipersembahkan kepada Kaisar Ming Wan-li ditahun 1602. Dalam petanya, Tiongkok tetap disebut Da-Ming, dan Laut Timur yang Marco Polo menyebutnya China Sea itu juga disebut Da-Ming-Hai (Laut Ming Raya). Namun sebagai sinologis, dalam buku korespondensi yang dikirim ke Eropah, istilah Cathay-nya Marco Polo telah diganti dengan istilah China, maka Matteo Ricci dianggap sebagai orang Eropah yang pertama secara leluasa menyebut Tionghoa Ming sebagai China sejak abad 16 AD.

Pada abad 17 AD berikutnya, ada sinologis Jesuit lain Martino Martini yang menyarankan bahwa nama China itu adalah dari nama “Qin”, yaitu dinastiyang pernah menyatukan Tionghoa pada abad 3 BC, karena kedekatan bunyinya kedua nama tersebut. Setelahnya, ditahun 1930an, sinologis Paul Pelliot dan cendekiawan Tiongkok lainnya juga menyepakati gagasan itu, tanpa diselidiki lebih lanjut masalah ketepatannya, maka dari itu selalu dikutip bahwa China dari Qin sejak abad 20 yang lalu. Sekarang telah dinyatakan tidak lagi benar.

Kesangsian China dari Qin bisa diuraikan sebagai berikut:

1.Kata Sansekerta “cina” sudah diketemukan beberapa abad sebelum adanya Dinasti Qin diabad 3 BC. Hal ini tidak disadari oleh Martino Martini, dan “Cin” inilah yang merupakan asal kosa kata China bukan “Qin”.

2.Meskipun Dinasti Qin sangat perkasa dalam militer pada waktunya, tetapi kewibawaannya ke-barat tidak sampai melampaui daerah Dunhuang Propensi Gansu sekarang, sehingga kemungkinan kecil untuk Qin dikenal oleh Barat yaitu Romawi Persia pada jamannya, dan lagi pula kerajaan Qin yang kemudian dimusnahkan oleh Han ituhanya berlangsung sesingkat 15 tahun saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun