Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bakar Tongkang Bagan Siapi-Api

4 Juni 2014   02:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:44 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEMBAHASRITUALBAKARTONGKANGBAGAN SIAPI-API

Oleh: Anthony Hocktong Tjio / Diaspora Indonesia.

Perayaan pembakaran kapal tongkang telah merupakan atraksi wisata unggulan di Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Kota Bagan Siapi-api, Riau, ini merupakan ritual keturunan Tionghoa Hokkian setempat yang sudah berlangsung lebih dari seratus tahun disana. Setelah mengalami hiatus sekitar 30 tahunan semasa Orde Baru, sejak tahun 2000 mulai diselenggarakan lagi sehingga tambah membara setiap tahunnya.

Konon hampir 2 abad lalu ada sekelompok Tang-lang (Tionghoa keturunan Hokkian) yang mendarat diwilayah yang sekarang Kota Bagan Siapi-api. Ceritanya mereka semula adalah perantau yang berlayar dari Hokkian ke Laut Selatan untuk mencari hidup yang lebih layak di Nanyang, dan telah tiba di Songkhia, Thailand ditahun 1825, tetapi kemudian terpaksa melarikan diri untuk menghindari musibah yang sedang melanda disana. Kaum pengungsi tersebut menggunakan 3 tongkang, yaitu perahu yang dasarnya rata untuk mengangkut pasir atau hasil tambang yang biasa dipergunakan dipertambangan di Malaysia dan sekitarnya, 2 tongkang diantaranya tenggelam dilanda badai, tetapi satu tongkang terachir berhasil menemukan daratan dan berlandas dengan selamat disuatu pantai yang penuh kunang-kunang dimalam hari. Kelompok warga yang aman mendarat itu terdiri dari 18 lelaki dan wanita dari Marga Ang asal Kabupaten Tong-an didaerah Xiamen. Mereka mulai menggarap tanah tersebut untuk menetap disana, dan mereka temukan juga diperairan sana pun kaya dengan sari laut, karenanya patut mereka juga meneruskan pecarian hidup mereka sebagai nelayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun