Kedua, karena relevan (bisa jadi karena relevan untuk budaya, situasi bahkan pengalaman orang yang menonton).
Terakhir, ini yang agak membingungkan, tapi terbukti, yakni pada akhirnya orang tahu bahwa kisah itu fiktif. Hal ini dikatakan menarik karena apa? Karena penonton film horor tatkala diminta untuk melihat film nyata yang menampilkan monyet yang dikuliti kepalanya, anak yang kulitnya disayat, ketika diberitahu bahwa itu adalah film nyata, langsung tidak mau melanjutkan menonton film itu. Jadi, aspek tidak nyatalah yang kadang membuat orang tetap bersedia menonton film hantu.
Karena itulah, pembuat film horror, cukup cerdik. Mereka memadukan dua unsur relevan dan tidak nyata dengan cara yang keren! Bagaimana caranya? Biasanya, di awal-awal film tertulis "inspirasi dari kisah nyata".
Tapi, ujung-ujungnya kalau kita perhatikan, sebenartnya banyak bumbu-bumbu fiktif yang dibuat menjadi "lebay". Kalau kita coba telusuri kisah aslinya, mungkin tidak seheboh demikian. Tapi, justru itulah, yang disukai orang.
So, intinya, bersiap-siaplah untuk film-film horror dengan teknik-teknik yang akan semakin mengeksploitasi psikologi dan pengalaman rasa takut Anda di masa yang akan datang!
Note: Artikel ini diambil dari kumpulan artikel saya di website lembaga kami HR Excellency di: www.hrexcellency.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H