Mohon tunggu...
Anthony Dio Martin
Anthony Dio Martin Mohon Tunggu... Human Resources - WISE (Writer, Inspirator, Speaker, Entepreneur), CEO HR Excellency - MWS Indonesia, Penulis 18 Buku, Ahli Psikologi, Profesional Coach

Anthony Dio Martin, WISE (writer, inspirator, speaker dan entepreneur) dan juga ICF certified executive coach, yang dijuluki "The Best EQ Trainer Indonesia". Beliau penulis 18 buku dan lebih dari 25 CDAudio. Salah satu bukunya menerima penghargaan MURI. Beliau pernah memandu beberapa program motivasi di TV kabel, saat ini punya siaran rutin program radio “Smart Emotion” di SmartFM. Youtube: anthony dio martin official IG: anthonydiomartin Kontak & info: 021-3518505 atau 3862521 atau email: info@hrexcellency.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Bagaimana Film Horor Memakai Ilmu Neuroscience dan Psikologi untuk Menakut-nakuti Kita?

10 Maret 2018   15:39 Diperbarui: 31 Oktober 2020   18:59 2545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber photo: satuharapan.com

Jadi, mengapa sih orang rela membayar mahal-mahal hanya untuk ditakut-takuti?

Mari kita mulai dari penjelasan yang paling mendasar.

Ingatkah Anda? Rasa takut merupaan salah satu emosi dasar yang dibawa oleh manusia sejak lahir. Menurut Paul Ekman, emosi manusia terbagi 6 yang dikenal "The Six Basic Emotion", mencakup: rasa senang, sedih, takut, marah, jijik dan terkejut. 

Nah, sadarkah Anda semua, emosi dasar ini terkadang mulai banyak dieksploitasi industri-industri tertentu untuk menghasilkan banyak uang. Emosi jijik, katakanlah. Tahukah Anda bahwa ternyata penggemar acara "Fear Factor" yang kadang menampilkan uji nyali orang memakan serangga atau cairan menjijikkan, membangkitkan sensasi tertentu, dan ternyata banyak orang menyukainya? Tak mengherankan kalau acara Fear Factor termasuk yang ratingnya tinggi, pada masanya!

Kembali ke emosi takut dan terkejut yang ditimbulkan oleh film horor. Faktanya, meskipun ini tergolong emosi tidak menyenangkan (unpleasant emotion), tetapi tetap bikin orang tertarik (bahkan ketagihan) untuk mengalaminya. Inilah yang membuat orang rela merogoh duitnya.

Selain itu, perasaan takut, penasaran, terkejut memenuhi salah satu dari 6 kebutuhan dasar-nya Anthony Robbins, yakni ketidakpastian (uncertainty). 

Intinya, pada dasarnya orang punya kebutuhan untuk terbebas dari sesuatu yang rutin dan monoton. Nah, alur atau plot film horror dengan suspens yang bikin kaget, sulit diprediksi merupakan bagian dari pemenuhan basic need "uncertainty" ini. 

Tak mengherankan, sampai kapanpun sesuatu yang berbau horror, terus masih akan dinikmati selama manusia masih hidup di muka bumi ini. Bahkan, kalau kita perhatikan. 

Bukan hanya dalam bentuk film, berbagai rumah hantu, atau tamasya ke Dangeon Castle ala "Rumah Hantu" yang berisi beraneka ragam hantu yang menakutkan, pun masih tetap ramai dikunjungi. Bahkan, ada lho berbagai paket jalan-jalan "Tamasya ke Rumah-rumah Berhantu" yang juga laris jadi salah satu paket wisata. Jadi, intinya orang memang tidak segan-segan membayar hanya untuk ditakuti!

Penjelasannya Neurocinematics

Ada sebuah ilmu yang sedang berkembang saat ini, namanya Neurocinematics. Inilah ilmu yang mencoba mengkaitkan antara ilmu tentang otak manusia dengan pengalaman menonton film. Salah satu pelopornya adalah Michael Grabowski, seorang associate professor di bidang komunikasi di Manhattan College serta penulis "Neuroscience and Media: New Understandings and Representations."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun