Pertama-tama, meskipun banyak dihina dan dicela, banyak anjing yang ternyata memberikan manfaatnya. Paling tidak, anjing melakukan peran sebagai penjaga rumah. Nah, artinya, meskipun Anda pun mungkin dicela dan dihina, tetaplah memberikan suatu manfaat dan kegunaan bagi orang-orang disekitar Anda. Jangan mau kalah dari seekor anjing.
Dua kisah anjing di Jepang dan di India tadi menunjukkan bahwa anjing ternyata juga bisa memberikan manfaatnya, dengan kesetiaan maupun dengan kemampuannya. Nah, daripada fokus kepada hal-hal buruk yang Anda alami, lebih baik fokuskan energy Anda kepada keunggulan dan kebermanfaatan dirimu.
Kedua, mulai sekarang berbicaralah dengan penuh makna. Masih ingat pepatah yang mengatakan, "Anjing menggonggong kafilah berlalu". Mengapa kafilahnya belalu? Alasannya, karena gonggongan anjing itu tidak punya makna sama sekali. Nah, supaya orang lainpun bukan hanya sekedar berlalu dan menyepelekan diri kita, bicaralah penuh makna. Jadikanlah diri kita diperhitungkan dan didengarkan dengan menyampaikan hal-hal yang sungguh bermakna, bermanfaat.
Ketiga, jangan hanya ngomong, bertindaklah. Di luar negeri ada pepatah tentang anjing lainnya yakni, "Anjing menggonggong, tidak menggigit". Artinya, ada orang yang hanya gertak sambal saja. Mereka menggertak, tapi tidak melakukannya. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari kita bertemu dengan orang yang bicaranya lantang, teriaknya kecang. Tapi, hanya itulah kemampuannya.
Tatkala akhirnya dihadapkan pada ujian untuk melakukan sesuatu, mereka pun ciut nyalinya. Nah, apakah kamu termasuk orang yang demikian? Yang kuat dan lantang bicaranya, tapi nyalinya ciut ketika harus melakukan tindakan.
Keempat, pernahkah Anda dengar peribahasa "Tuah anjing, celaka kuda". Dalam masyarakat kita, kalimat ini kurang lebih bicara soal nasib orang yang tidak sama. Bahkan, terkadang, keberuntungan seseorang, bisa jadi kemalangan bagi orang lain. Tapi begitulah kehidupan. Kadang-kadang, apa yang menjadi krisis bagi seseorang, bisa jadi keberuntungan bagi orang lain.
Disinilah kita melihat hidup itu sebenarnya relatif. Karena itulah, kadang kita tidak perlu merasa iri ataupun marah dengan kemujuran orang lain. Setiap orang akan punya tuah(keberuntungan)-nya masing-masing. Yang penting adalah terus bergiat dan berkarya.
Dan akhirnya, kebijaksanaan lain yang bisa dipetik dari anjing adalah pepatah, "Manusia Tertarik oleh Tanah Airnya, Anjing tertarik oleh Piringnya". Disinilah perumpamaan ini mengajari kita untuk membedakan harkat kita dari seekor anjing yang kadang pikirannya sempit. Dikatakan bahwa anjing biasanya lebih tertarik pada piring dan makanannya.
Tetapi, manusia hendaknya lebih dari seekor anjing, dalam hal berpikirnya. Manusia mestinya melihat lebih jauh ke depan. Lebih luas. Ini sekaligus juga jadi sindiran. Jadi, kalau kita tidak melihat jangka panjang, hanya orientasi sekarang dan saat ini, mungkin kita jadi nggak ada bedanya dengan anjing.
Nah, semoga di tahun anjing ini membuat kita lebih waspada, lebih tangkas dalam bekerja, bukan hanya pandai berkata-kata saja.