Namun, jika sel berada pada larutan yang hipotonik, kecenderungan menarik air masuk ke dalam sel akan diimbangi oleh dinding sel sehingga sel akan membesar pada batas normal, disebut turgid.
b. Osmosis pada sel tidak berdinding
Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Jika berada pada larutan yang isotonik, colume sel hewan akan stabil, misalnya sel eritrosit akan memiliki bentuk tetap jika dimasukkan ke dalam larutan garam 1%.
Jika sel hewan berada pada larutan hipertonik, air di dalam sel akan keluar dari dalam sel sehingga sel mengerut.
Namun, jika sel hewan berada pada larutan hipotonik, air dari luar sel akan masuk ke dalam sel yang mengakibatkan sel membengkak bahkan pecah, contohnya eritrosit akan mengalami hemolisis jika dimasukkan ke dalam air.
Organisme bersel satu memiliki adaptasi khusus untuk dapat hidup pada lingkungan yang hipertonik maupun hipotonik dengan osmoregulator.
Contohnya Paramaecium sp. memiliki membran sel yang kurang permeabel terhadap air dan vakuola kontraktil untuk memompa air sebagai osmoregulator.
Yang kedua adalah transpor aktif. Transport Aktif ialah transpor zat melalui membran yang melawan gradien konsentrasi sehingga memerlukan energi. Energi yang diperlukan berupa ATP. Transpor aktif meliputi pompa ion, kotranspor, dan endositosis-eksositosis.
1. Pompa ion
Pompa ion adalah transpor ion melalui membran dengan cara melakukan pertukaran ion dari dalam sel dengan ion di luar sel.
Transpor dilakukan oleh protein transpor yang tertanam pada membran plasma menggunakan sumber energi berupa ATP.