Pandemi masih berkelanjutan hingga tahun 2022 ini. Pembelajaran jarak jauh masih menjadi media kegiatan belajar mengajar yang relatif aman bagi kesehatan pendidik dan siswanya.Â
Sekolah seyogyanya merupakan lembaga pendidikan yang merancang pembelajaran yang efektif bagi peserta didiknya. Rancangan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum nasional dan menerapkannya dalam sebuah aktivitas pembelajaran yang berfokus pada pencapaian objektif dan kecakapan potensi tertuang dalam sebuah metode pembelajaran yang tepat bagi para peserta didiknya. Metode pembelajaran yang tepat memang disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan peserta didik di dalam sekolah masing-masing.
 Akan tetapi, metode pembelajaran yang diperlukan selayaknya dapat berlaku dalam kondisi apapun dan  bersifat umum serta mudah untuk diterapkan baik oleh pendidik maupun peserta didiknya. Metode pembelajaran tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah.Â
Proses pembelajaran di rumah memang menjadi hal yang populer saat ini, seiring dengan situasi pandemi yang belum dapat diprediksi masa berakhirnya.Â
Tentu saja hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) yang baru bagi para orang tua murid yang seakan-akan menerima tongkat estafet tugas mengajar dari guru. Sepertinya saat ini orang tua harus dengan rela hati dan bersukacita untuk membagi peran sebagai orang tua sekaligus guru bagi anaknya.Â
Tugas baru bagi orang tua sebagai pendidik ini menimbulkan berbagai konflik, mulai dari kurangnya pemahaman orang tua dalam mengatasi masalah emosi dan perilaku anak ketika proses pembelajaran, belum lagi hilangnya pemahaman materi pelajaran dari ingatan para orang tua, dan masih banyak hal lainnya yang menjadi sumber konflik yang terjadi.Â
Hal ini menandakan bahwa lembaga pendidikan perlu membekali orang tua untuk dapat mendukung proses pembelajaran anak-anaknya di rumah; sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan efektif dan menyenangkan.Â
Lembaga pendidikan seharusnya memberikan solusi dengan memberikan rancangan konsep serta metode pembelajaran yang dapat diterapkan dengan mudah serta menumbuhkan kedekatan dengan anak.Â
Filosofi metode pembelajaran klasikal menjadi salah satu dasar yang kami yakini mampu menciptakan efektivitas proses pembelajaran jarak jauh, di mana pendekatan pembelajaran yang dilakukan melibatkan diskusi dan interaksi aktif antara peserta didik dan guru, serta kerja sama dari orang tua peserta didik untuk menstimulasi sistematika pola pikir peserta didik yang pada akhirnya membuat mereka mampu mendapatkan solusinya sendiri.Â
Dapat dibayangkan bahwa kegiatan pembelajaran akan dipenuhi dengan aktivitas bertukar pikiran serta selalu terjadi interaksi di antara peserta didiknya.Â
Pendidikan Berbasis ProyekÂ
Menurut NYC Department of Education (2009:8), metode pembelajaran Project Based Learning merupakan strategi pembelajaran di mana siswa harus membangun pengetahuan konten mereka sendiri dan mendemonstrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk yang harus dapat diaplikasikan kembali.Â
Buck Institute for Education menyatakan bahwa metode pembelajaran Project Based Learning adalah suatu metode pembelajaran yang sistematis di mana setiap peserta didik dilibatkan dalam menimba dan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan telah melewati penelitian serta dirancang untuk menghasilkan produk (Sutirman, 2013).Â
 Kreatifitas Guru
Sukmadinata (2005: 104-105) menyatakan bahwa, seseorang yang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian seperti: mandiri, bertanggung jawab, bekerja keras, motivasi tinggi, optimis, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, terbuka, memiliki toleransi, dan kaya akan pemikiran.Â
Salah satu penilaian dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah mengobservasi dan mengevaluasi sejauh mana kreativitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Jamaris (2006: 164), memaparkan bahwa secara umum karakteristik dari suatu bentuk kreativitas tampak dalam proses berpikir dalam memecahkan masalah.
Seorang pendidik yang kreatif harus dapat menstimulasi lalu menumbuhkan kemampuan kreatif pada peserta didiknya, dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk dapat beraktivitas melalui kegiatan pembelajaran yang sifatnya bermain yang mendorong munculnya gagasan dan ide kreatif dari setiap peserta didik. Â
Efektivitas BelajarÂ
Keterkaitan dari kreativitas guru dengan efektivitas belajar Saefuddin (2014 : 34) mengatakan bahwa guru dapat dinyatakan telah efektif dalam proses pembelajaran, jika mampu memberikan pengalaman baru, membentuk kompetensi peserta didik dan mengantarkan mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.Â
Efektivitas adalah salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran, dimana peserta didik dapat berhasil melaksanakan proses pembelajaran sesuai dan selaras dengan sasaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sumantri (2015:1) yaitu efektivitas belajar sebagai tolok ukur untuk menyatakan seberapa jauh target secara kuantitatif, kualitas dan waktu yang ditetapkan sesuai standar dapat dicapai oleh peserta didik.Â
Sama halnya dengan pendapat Djamarah (2014 : 292) mengatakan bahwa efektivitas belajar dapat tercipta melalui jika peserta didik melewati proses pembelajaran efektif yaitu mereka dapat memahami setiap mata pelajaran dengan mudah serta menyenangkan dan proses belajarnya bebas dari  ancaman, hambatan, dan gangguan. Â
Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka dapat disintesiskan bahwa efektivitas belajar sebagai tolok ukur keberhasilan dari proses pembelajaran bagi peserta didik adalah serangkaian proses pembelajaran efektif yang tercipta dari berbagai aspek yang terukur dan pasti serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H