Mohon tunggu...
Anteng Isna
Anteng Isna Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Pembaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Apa Aku Harus Bertanya Kenapa

29 Juni 2017   11:14 Diperbarui: 29 Juni 2017   18:57 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sekian tahun kami
belum jua sepakat siapa yang akan
pergi lebih dulu

entah sebab kami membenci perpisahan atau
terlalu malas memulai
percintaan baru

dengan orang yang akan begitu asing
—bahkan bisa terlalu asing untuk sekadar
bertukar kabar dan mengingatkan agar
jangan lupa sarapan dan makan malam.

Kami masih sama-sama
bertahan dalam sebuah ikatan yang tiada
pernah lebih baik dari rasa
sepiring nasi goreng yang kurang garam

atau terlalu banyak dibubuhi acar,

atau aroma
sebuah kebun bunga yang kekurangan
rimbun mawar atau terlalu banyak
ditumbuhi perdu liar.

Kami masih sepakat mengikat
sepasang tangan dan kaki kami
dalam jerat temali yang melarang
kami berlari ke dua arah berlawanan

: diam, jalan searah, atau
jatuh berkelukur di tanah musim kemarau
yang kering dan kesakitan.

*

Cinta, barangkali, terkadang memang
harus demikian

: kami tak harus selalu memuji
pakaian atau gaya rambut baru;
mengirim kecupan
via obrolan dan pesan instan;
merayakan hari kelahiran setiap tahun
dengan kencan di kafe, memberi kado dan kejutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun