Mohon tunggu...
Ara
Ara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi

College Purposes

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Pengaruh Orangtua "Overwork" pada Anak Pertama

4 Juni 2024   01:36 Diperbarui: 8 Juni 2024   19:00 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melanjutkan pekerjaan dari rumah. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Selain Self Blaming, dampak lain orang tua overwork kepada anak pertama adalah ambisi yang tinggi dan rasa haus akan validasi. Anak pertama yang tumbuh dalam lingkungan di mana orang tua mereka bekerja berlebihan seringkali memiliki ambisi tinggi dan merasa perlu membuktikan diri. 

Mereka mungkin secara sengaja melibatkan diri dalam berbagai kepanitiaan, organisasi, dan kegiatan lainnya untuk membuktikan kemampuan mereka. 

Keputusan melibatkan diri tersebut biasanya berkaitan dengan kepuasan pribadi yang didapatkan setelah bekerja, yaitu rasa berguna dan bermanfaat. 

Karena anak pertama terbiasa melihat orang tua mereka yang terlalu sibuk bekerja, anak dapat memiliki pemikiran bahwa mungkin dengan bekerja, mereka akan menjadi valuable. 

Tekanan untuk selalu berprestasi dan membantu orang lain dapat menyebabkan kepenatan dan stres yang mengganggu perkembangan dan kehidupan keseharian anak. 

Menurut Teori Self Determination, individu memiliki kebutuhan dasar akan otonomi, kompetensi, dan keterkaitan sosial. 

Anak yang terjebak dalam kegiatan tanpa cukup otonomi dan hanya berusaha memenuhi ekspektasi eksternal mungkin mengalami ketidakpuasan dan tekanan yang tinggi. 

Anak pertama yang selalu sibuk dan merasa perlu membantu orang lain mungkin mengaitkan kesibukan dengan keberhasilan dan kompetensi. 

Mereka merasa tidak kompeten dan tidak pantas dicintai jika tidak terlibat dalam banyak aktivitas. Perasaan ini dapat mengganggu harga diri dan kepuasan pribadi mereka. 

Menurut Teori Kepuasan Kerja, individu yang merasa bahwa pekerjaan atau kegiatan mereka bermakna dan sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka cenderung lebih puas dan sejahtera. 

Anak-anak yang tidak mendapatkan validasi dari kedua orang tuanya dari pencapaian mereka mungkin akan terus-menerus mencari validitas eksternal, yang berisiko mengurangi kesejahteraan psikologis mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun