Mohon tunggu...
Antares Daffa Firasyan
Antares Daffa Firasyan Mohon Tunggu... Lainnya - Antares Daffa

Join A Light Side

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Naturalisasi Kompetensi

15 September 2024   19:04 Diperbarui: 15 September 2024   19:06 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tidak bisa menjamin, pemain lokal memiliki nasionalisme lebih tinggi daripada pemain naturalisasi dan begitu juga sebaliknya. Menurut saya, biarlah itu menjadi rahasia di masing-masing individu.

Kemudian jika melihat proses naturalisasi, hemat saya ini lebih dari sekedar membela suatu negara tapi juga suatu proyek jangka panjang yang tentu harus dilihat dari dua sisi, dari PSSI, kebutuhan untuk meningkatkan level permainan Timnas ke level lebih tinggi dalam waktu singkat tentu harus dilakukan dengan memperluas jangkauan talent pool yang ada dalam hal ini mengontak pemain asing atau diaspora untuk dinaturalisasi dan bermain di Timnas Indonesia yang mana tentu proses naturalisasi bukan proses yang mudah dan murah dan harus dipikirkan secara presisi agar tepat guna.

Di sisi pemain, adanya tawaran dari PSSI menjadi kesempatan untuk jadi bagian dari proyek jangka panjang telah membuka kesempatan para talent pool ini untuk bermain di kancah internasional. Hal ini, juga jadi keuntungan untuk mereka karena sebagai atlit sepakbola selain kebutuhan untuk bermain secara regular di klub, jam terbang dalam kompetisi internasional antar negara juga menjadi kebutuhan bagi seorang atlit.

Kenapa saya rasa begitu, karena dalam prosesnya sebagian pemain ini "didatangi" oleh talent scout PSSI dan ditawarkan. Kondisi ini, berbeda dengan proses naturalisasi pemain seperti Sandy Walsh atau Marc Klok atau Shayne Pattynama yang menawarkan diri (mohon koreksi jika salah) karena ada ikatan emosional yang sudah terjalin dengan Indonesia. Sekali lagi tidak ada hal negatif dari ini namun ini juga harus dipandang bukan semata-mata atas dasar nasionalisme saja.

Kemudian pembahasan jika kita melihat saat ini Timnas didominasi oleh pemain keturunan apakah ini dapat dipandang elok. Menurut hemat saya, jika kebutuhan kita untuk jangka pendek adalah menaikkan level permainan dan mencapai kompetisi dunia seperti Piala Dunia dan Piala Asia. Maka saat ini hal tersebut adalah satu-satunya cara. Namun, tentu dari keresahan pak  Peter F. Gontha tersebut terselip suatu pertanyaan apa selanjutnya setelah ini?.

Menurut pandangan saya, proses menaikkan level Timnas melalui naturalisasi adalah solusi jangka pendek yang seharusnya tidak dilakukan secara terus menerus.

Dengan level Timnas yang saat ini sudah meningkat, maka, agenda selanjutnya adalah mengoptimalkan talent pool dari pemain lokal kita, tentunya dengan menanyakan kembali apakah PSSI sudah menyiapkan roadmap untuk itu salah satunya melalui penataan kompetisi dan kelompok umur yang pasti dan penegakan hukum di berbagai lini yang berkaitan dengan sepakbola.

Jika memang itu dilakukan, tentu PSSI harus memperlihatkan dan tetap merawat kesadaran akan langkah tersebut karena pada dasarnya sepakbola kita bukan hanya tentang Timnas saja tapi juga klub dan kompetisi di dalamnya.

Jangan sampai PSSI hanya melakukan naturalisasi pemain terus menerus namun  abai terhadap perawatan kompetisi, talent pool dan sistem dalam negeri yang mana hanya jadi solusi jangka pendek dan akan selesai jika tidak ada talent pool luar yang tersisa.

Kita tentu mengharapkan naturalisasi saat ini bukan hanya naturalisasi pemain saja tapi juga naturalisasi kompetensi untuk memperluas opsi untuk membawa sepakbola kita menjadi industri yang sustainable dan naik level lebih tinggi bukan hanya dari sisi Timnas, tapi juga dari sisi pemain dan sisi kompetisi.

Semoga hal baik terus datang kepada Sepakbola kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun