Oleh. Purwalodra
Setiap atasan atau menejer atau pimpinan atau pengurus atau apa saja yang dikategorikan sebagai seseorang yang memiliki jabatan publik, pasti memiliki seorang pembisik. Pembisik disini, bisa seorang manusia, dirinya sendiri atau orang-orang yang mereka tokohkan.Â
Dalam tulisan ini, pembisik adalah seseorang yang mampu dan dipercaya oleh orang lain (pimpinan) untuk memberikan advis, masukan dan bahkan pandangan-pandangan kritisnya, untuk proses pengambilan keputusan selanjutnya. Istilah yang lebih formal dari seorang pembisik adalah penasehat atau staf ahli.
Standar Operating Procedure (SOP) dari seorang penasehat/staf ahli atawa pembisik, tidak lain dan tidak bukan, adalah untuk meyakinkan bahwa apa yang dipikirkan, apa yang menjadi gagasan utama atasan atau menejer atau pimpinan atau pengurus, sebagai sesuatu yang benar dan harus direalisasikan dalam bentuk yang kongkrit.Â
Ketika seorang atasan kehilangan kendali keyakinan dirinya, maka profesi pembisik ini menjadi sangat dibutuhkan. Sehingga, pembisik dapat mengarahkan proses pengambilan keputusan seorang atasan ke arah yang sesuai dengan Visi dan Misi organisasi, atau bahkan menyimpangkannya?!!.Â
Tujuan utama para pembisik ini adalah mengurangi sedikit demi sedikit kemandirin seorang pimpinan, dan menjadikannya tergantung pada seorang pembisik.
Para pembisik bisa jadi berkonotasi negatif, apabila yang dibisikkannya hanya menguntungkan diri pembisik itu sendiri, tanpa mempedulikan keputusan yang diambil oleh seorang pimpinan. Namun, para pembisik ini bisa juga menjadi perbuatan yang positip, apabila kepentingan orang banyaklah yang diprioritaskan.
Tentu saja, menjadi seorang pembisik memerlukan banyak persyaratan, selain hal-hal yang bersifat positip dan kemampuan memanipulasi informasi yang negatif, ia harus memiliki kecerdasan yang lebih dari orang yang dibisiki.Â
Para Pembisik yang berhasil adalah mereka yang mampu menyempitkan cara berpikir atasannya atau pimpinannya. Kemampuan inilah yang akan menjadi penentu keberhasilan seorang pembisik dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Pimpinan yang sangat tergantung kepada pembisiknya akan terlihat sangat bodoh. Para pembisik mampu memanipulasi informasi dan mengemas informasi yang tidak proporsional menjadi sesuatu yang tampak benar.Â