Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menembus Batas-batas Pikiran

28 November 2014   23:56 Diperbarui: 17 Oktober 2017   14:32 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pertama-tama, pejamkan mata, hembuskan nafas, sampai habis dari bibir yang sedikit di monyongin. Biar udaranya sedikit-sedikit keluarnya. Kalau sudah, tarik pelan-pelan udara di depanmu, pake lubang hidung, masukkan ke dalam diafragma, dibawah paru-parumu, sampai penuh. Kemudian, keluarin pelan-pelan juga, udara yang tadi ada di bawah paru-parumu, sampai habis. Lakukan ini, minimal tiga kali aja." Ia menjelaskannya dengan detil.

"....... oke, sudah." Semangatku

"Sekarang, ulangi lagi pernafasan tadi, sampai tiga kali, mainkan pikiranmu, seakan-akan kamu sedang menulis di depan komputer, terus lakukan sampai kamu menemukan ide untuk menulis lagi."

Dengan khusuk, aku menikmati nafas yang keluar-masuk dalam paru-paruku. Ketenangan, kedamaian menyelimuti ruang dan waktuku. Dalam pikiran yang mulai damai, tergambar jelas, saya sedang menulis di depan komputer, dan menyelesaikan satu tulisan. Aku menjadi bangga dengan tulisan saya sendiri. Dan ketika ide menulis saya muncul, tersadar, mata kembali terbuka, teman saya itupun nggak tahu lagi, ada dimana. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 28 November 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun