"Pertama-tama, pejamkan mata, hembuskan nafas, sampai habis dari bibir yang sedikit di monyongin. Biar udaranya sedikit-sedikit keluarnya. Kalau sudah, tarik pelan-pelan udara di depanmu, pake lubang hidung, masukkan ke dalam diafragma, dibawah paru-parumu, sampai penuh. Kemudian, keluarin pelan-pelan juga, udara yang tadi ada di bawah paru-parumu, sampai habis. Lakukan ini, minimal tiga kali aja." Ia menjelaskannya dengan detil.
"....... oke, sudah." Semangatku
"Sekarang, ulangi lagi pernafasan tadi, sampai tiga kali, mainkan pikiranmu, seakan-akan kamu sedang menulis di depan komputer, terus lakukan sampai kamu menemukan ide untuk menulis lagi."
Dengan khusuk, aku menikmati nafas yang keluar-masuk dalam paru-paruku. Ketenangan, kedamaian menyelimuti ruang dan waktuku. Dalam pikiran yang mulai damai, tergambar jelas, saya sedang menulis di depan komputer, dan menyelesaikan satu tulisan. Aku menjadi bangga dengan tulisan saya sendiri. Dan ketika ide menulis saya muncul, tersadar, mata kembali terbuka, teman saya itupun nggak tahu lagi, ada dimana. Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 28 November 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H